Selasa, 27 Desember 2011

Pertanyaan Geografi Sejarah

1.      Rute mana sajakah  perpindahan melayu Tua?
Jawab : Rute perpindahan mereka dari Hindia belakang, adapun suku Batak kemungkinan besar  mengambil rute Barat, menyusur pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Buktinya bahasa suku Karen di Burma banyak mengandung kemiripan dalam bahasa dengan suku Batak.

2.      Jelaskan geografi Yunan seperti apa?
Jawab: Geografi Yunan merupakan dataran tinggi kering dengan ketinggian rata-rata 1000 m di atas permukaan laut. Alamnya tertutup oleh rerumputan, pepohonan yang rendah dan semak belukar. Wilayahnya terbelah-belah oleh jurang yang cukup dalam sehingga membatasi gerak penduduknya dalam mengusahakan pangan.

3.      Bagaimana kondisi pedologis yang pernah di tempati Aruteun dan Tarumanegara?
Jawab: Kondisi tanahnya tidak cukup memberikan pupuk kepada pertaniaan, dikarenakan curah hujan yang tinggi mengalirkan air sawah ke tempat lain sehingga mengurangi kosentrasi zat-zat hara.

4.      Apa tujuan menggali saluran Gomati menurut Prof. Poerbatjaraka?
Jawab: Tujuannya menggali saluran Gomati adalah untuk mengatasi banjir, bahwa Gomati dan Chandrabhaga merupakan anak-anak sungai yang penting di India.

5.      Jelaskan runtuhnya kerajaan Sriwijaya ditinjau dari segi geografi?
Jawab: Runtuhnya kerajaan Sriwijaya dari segi geografi adalah terjadi sebagai akibat dari pendangkalan pantai-pantai Timur Sumatra dan pelumpuran muara sungai. Kemunduran dan keruntuhan dapat disebabkan pula dengan proses dan pencucian tanah secara fisik inilah yang mungkin dialami oleh wilayah pusat kerajaan Sriwijaya.

6.      Jelaskan telaah geomorfologis dan geologis Sriwijaya menurut Sukmono?
Jawab: telaah geomorfologis dan geologis menurut Sukmono menyimpulkan bahwa lokasi pusat Sriwijaya lebih dimungkinkan  di daerah Jambi, dengan tiga alasan: pertama, hasil-hasil rekonstruksi geografi sendiri, kedua, inskripsi Telaga batu yang berisi kutukan terhadap Negara jajahan yang tidak setia, ketiga, pahatan yang ditemukan di Palembang menunjukan aliran Budisme dan Mahayana.


SRIWIJAYA DI SUMATRA

BAB  3
SRIWIJAYA DI SUMATRA

3.1.Negara Maritim
            Menurut G. Ferrand dan G. Coedes kerajaan Melayu pertama yang besar adalah Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Latar belakang alam dari kebesaran Sriwijaya ternyata tak banyak ditemukan pada sumberdaya yang berupa hutan dan tanah, akan tetapi lebih pada kegiatan orang-orangnya yang di lautan. Negara tersebut maju dalam perniagaan laut.

3.2.Sejarah Pembentukan Dataran Rendah Palembang
              Pada zaman tersier muda (miosen) sebagian besar pulau Sumatra tenggelam dengan lautan, adapun bagian yang berhasil bertahan di atas permukaan laut mengalami erosi dan sungai membuang bahan berkisel ke dalam lautan. Kemudian zaman pliosen terjadi proses pengangkatan berbagai bagian dari pulau Sumatra dengan diselingi masa mengaso pendek.
             Dengan selesainya masa tesebut kini menginjak zaman kwarter, zaman ini terbentuk dataran rendah Palembang  yang sebagai suatu talang. Semakin dataran tersebut terangkat keatas semakin dalam sungai mengiris ke permukaan bumi dengan cara demikian kemungkinan banjir akan berkurang.

3.3.Telaah Geomorfologis
              Pada peta nampak bahwa kota Jambi yang sekarang, di masa dulunya terletak di suatu teluk pada muara sungai Batanghari. Teluk tersebut menjorok masuk jauh sampai pulau Tembesi. Jika dibandingkan lokasi Jambi dengan Palembang nampaklah bahwa Jambi menempati suatu teluk sedang Palembang menempati suatu ujung jazirah yang pangkalnya di sekitar Sekayu.

3.4.Jambi Pusat Sriwijaya
              Sukmono berdasarkan hasil telaah geomorfologis dan geologis bahwa bagaimana pun lokasi pusat Sriwijaya lebih dimungkinkan di daerah Jambi dengan tiga alasan: Pertama, hasil-hasil rekonstruksi geografi sendiri, keduanya, inskripsi Telaga batuyang berisi kutukan terhadap Negara-negara jajahan yang tidak setia. Ketiga, pahatan yang ditemukan di Palembang (patung Buda di Bukit Seguntang dengan bentuk Amarawati) menunjukan adanya aliran Budisme Mahayana.

3.5.Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya; Tinjauan Geografi Sejarah
               Pencucian tanah secara fisik inilah yang mungkin dialami oleh wilayah pusat kerajaan Sriwijaya sehingga ikut meruntuhkannya. Seperti yang diketahui kerajaan Sriwijaya bukan kerajaan agraris yang berdasarkan kehidupan pertanian. Kemunduran kualitas tanah ini ikut melatarbelakangi keruntuhan Sriwijaya.

3.6.Pusat Sriwijaya Di Palembang
              Bahwa pada fase awal, yang menurut JG. Casparis meliputi abad 7 samapi 9 pusat Sriwijaya di Palembang itu berdasarkan penemuan purbakala di daerah tersebut. Kecuali bukit Seguntang tempat strategis lain belum sempat diperiksa. Tentang di mana pusat kerajaan Sriwijaya dalam fase berikutnya, ia berpendapat mungkin pindah ke Jambi, mungkin pusatnya sengaja dibuat dua yaitu Palembang dan Jambi. Palembang amat layak menjadi pusat kerajaan maritime karena strategis, dalam arti letaknya tak jauh dari pantai dengan pulau dan sungai besar.

Analisa:
       Menurut analisa saya, kerajaan Sriwijaya termasuk Negara maritim yang terbesar karena Sriwijaya kerajaan Melayu pertama yang terletak di Palembang. Kebesaran Sriwijaya sebagai suatu negara yang berkuasa dan kaya wilayah kedaulatannya meluas dengan pesat, negara Sriwijaya maju dalam perniagaan laut. Pada masa Sriwijaya dulu, dataran aluvial Sumatra pantai Timur seperti sekarang ini belum ada. Karena pada waktu itu jazirah Malaka membujur lebih ke Selatan sampai ke pulau Bangka dan Belitung. Secara geografi kemunduran dan runtuhnya Sriwijaya dengan menghubungkan dengan proses pencucian tanah oleh curah hujan. Pendangkalan sungai merupakan penyebab utama keruntuhan Sriwijaya entah pusatnya di Palembang atau di Jambi.
               

TARUMANEGARA DAN KERAJAAN-KERAJAAN PENDAHULUNYA DI JAWA BARAT

BAB  2
TARUMANEGARA DAN KERAJAAN-KERAJAAN
PENDAHULUNYA DI JAWA BARAT

2.1.Lokasi Tarumanegara Antara India Dan Cina
            Pada abad ke-5 itu rute pelayaran dari India ke Cina tentu melewati selat Malaka. Perlu diketahui bahwa gunung Krakatau belum berupa pulau kecil seperti keadaan sekarang, pulau kecil masih banyak berserakan di Selat Sunda. Bahkan kemungkinan besar Jawa dan Sumatra masih bergandeng satu, perbatasan antara Suwarnadwipa (Sumatra) dan Jawadwipa (Jawa) pada saat itu teluk masih menjorok ke pedalaman di Jambi.

2.2.Geomorfologi Wilayah
            Wilayah induk kerajaan Tarumanegara mencakup eks-keresidenan Jakarta dan separo eks keresidenan Bogor bagian Utara. Bahwa pedalaman Tarumanegara merupakan pelerengan gunung-gunung Salak, Gede dan Pangrango, mulai ketinggiaan 200 M di atas permukaan laut. Dataran rendah Jakarta menurut sejarah geomorfologisnya terbentuk oleh hasil endapan erosi lereng-lereng tiga gunung.

2.3.Kondisi Pedologis
            Kebetulan dataran rendah Jakarta yang pernah ditempati Aruteun dan Tarumanegara oleh Mohr dibicarakan secara khusus, adapun sebagai tandingannya dibahas dataran rndah yang letaknya di sebelah Barat Cisadane dan sebelah Timur Citarum. Sebelum menunjukkan perbedaan pokok antara kondisi pedologis dataran Jakarta dan kondisi di sebelah Barat dan Timur, terlebih dahulu diuraikan tiga hal yang mempengaruhi sejarah perkembangan suatu tanah wilayah, yakni: sinar matahari, curah hujan dan pengairan.

2.4.Peranan Iklim Daerah
           Pada peta iklim menurut klasifikasi Koppen nampak bahwa tipe iklim di sekitar Jakarta Am, sedang di sekitar Bogor Af. Arti Af dalam klimatologi adalah bahwa di situ terdapat iklim tropika yang basah di mana bulan yang terkering curah hujannya minimal 60 mm, sedangkan arti Am adalah iklim tropika dengan musim kemarau yang kering. Peralihan antar tipe ikim ternyata besar pengaruhnya terhadap kemakmuran daerah.

2.5.Holotan Pendahulu Tarumanegara
               Tarumanegara itu bukanlah kerajaan pertama yang muncul di Jawa Baratkarena datangnya para imigran dari India. Satu abad sebelumnya sudah ada kerajaan Aruteun yang letaknya di Ciarauteun, karena tentang kerajaan itu tidak tak banyak diketahui peranannya. Tentunya Negara-negara tetangga mengancam Holotan tempatnya di Jawa Barat dan berupa Negara-negara kecil yang sampai tahun 452. Disimpulkan bahwa Tarumenegara yang berpusat di Bekasi berhasil mempertahankan kekuasaannya.

2.6.Runtuhnya Tarumanegara
           Prof. Slamet mulyana menyimpulkan bahwa kerajaan Taruma telah runntuh akibat serbuan tentara Sriwijaya pada tahun 686 dan sejak saat itu Sriwijaya berkuasa di Jawa Barat sampai tahun 926. Sejak berdirinya tahun 670, Sriwijaya yang berpusat di pantai Timur Selatan merupakan ancaman bagi berbagai Negara tetangganya.Raja yang berkedudukan di Palembang bernama Dapunta Hyang Sri Jayanaga memelopori politik ekspansi demi kemajuan perniagaan negaranya di perairan Selat Malaka dan laut Jawa.

2.7.Salakanagara Sebelum Tarumanegara
            Dr. Ayatrohaedi berdasarkan telaahnya menemukan bahwa sebelum Tarumanegara di Jawa Barat pernah ada dua kerajaan penting dengan nama Salakanegara dan Jayasinghapura. Kerajaan Salakanegara meliputi Jawa Barat bagian Barat termasuk semua pulau yang di Selat Sunda.

Analisa:
        Menurut analisa saya, kerajaan Tarumanegara pendahulunya di Jawa Barat kemungkinan berlokasi di India dan Cina karena di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bernama Tolomo. Dalam geomorfologi wilayah Tarumanegara merupakan pelerengan gunung Salak, Gede dan Pangrango. Peran iklim suatu wilayah, peralihan tipe iklim yang berbeda ternyata besar pengaruhnya terhadap kemakmuran daerah tersebut. Serta runtuhnya Tarumanegara akibat serbuan tentara Sriwijaya yang berkuasa di Jawa Barat.

Mata Kuliah Geografi Sejarah

BAB   1
MIGRASI BANGSA-BANGSA MASUK NUSANTARA

1.1.Melayu Tua Dan Melayu Muda
      Di Hindia Belakang ada dua pusat persebaran bangsa. Dari daerah Yunnan di Cina Selatan berangkatlah suku-suku yang tergolong Proto Melayu dan dari daratan Dongson di Vietnam Utara berangkatlah suku-suku Deutero Melayu atau Melayu Muda. Ciri-ciri ras Melayu adalah rambut lurus, kulit kuning kecoklatan dan mata sipit.

1.2.Geografi Yunnan Dan Dongson
      Yunnan yang disebut sebagai daerah asal kelompok Melayu tua di Cina Selatan, merupakan dataran tinggi kering dengan ketinggian rata-rata 1000 m di atas permukaan laut. Ternyata bahwa alam di sekitar danau Toba, di pedalaman Kalimantan mirip dengan kondisi geografis Yunnan. Peradaban mereka ditandai oleh kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna.

1.3.Bangsa Negrito Dan Weddid; Hubungan Dengan Bangsa-Bangsa Di Pasifik
       Sebelum kedatangan kelompok Melayu tua dan muda, sudah terlebih dahulu kemasukan orang-orang Negrito dan Weddid. Sebutan Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu kulit hitam mirip dengan jenis Negro.
       Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi Pojok Tenggara.



1.4.Latar Belakang Geografi-Politik Migrasi
      Para ahli bahasa menamakan bangsa Indo-mongolid tadi kelompok Mon-annam yang terbentuk oleh bangsa-bangsa Annam, Thai, Laos, Melayu, Jawa dan Madura. Adapun para pengungsi itu semua , berangkatnya masih sebagai bangsa pemburu dan nelayan atau petani primitive yang belum mengenal tulisan.
      Proses perpindahan itu tentunya berlangsung lama sekali akan tetapi bermula dari daerah di Cina Selatan atau Vietnam Utara sekarang. Gerak ke Selatan ini akhirnya mencapai jazirah Malaka dan dari situ untuk mencapai kepulauan Indonesia harus diseberangi Selat Malaka.

1.5.Bangsa Indonesia Dan Polinesia
      Howells juga menyebutkan bahwa bangsa Polinesia di samudera Pasifik besar kemungkinan berasal dari kepulauan Indonesia. Penelitian membuktikan bahwa mereka menyebar ke segala penjuru di Pasifik, ada yang ke jurusan Timur laut dan ada lagi yang ke Utara lewat kepulauan Mikronesia.
       Dari cerita yang diwariskan turun-temurun, bangsa Polinesia asalnya dari Barat, tepatnya suatu pulau yang mereka sebut Hawaiki. Sebagai peringatan negeri leluhur itu, tempat tinggal mereka yang baru kemudian diberi nama Hawaii dan Sawaii (di Samoa).

1.6.Sejarah Suku-Suku Melanesia Di Indonesia
      Menurut sejarahnya, pada awal zaman es terakhir (th.70.000 SM), Nusantara kita ini masih kosong penduduk. Ketika suhu turun mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Permukaan air laut dibandingkan kini ada 100 m lebih rendah. Bersama itu muncul pulau-pulau baru, ini lebih memudahkan gerak boyongan makhluk hidup dari Asia menuju kawasan Oseania.
       Nenek moyang bangsa Melanesia yaitu Proto-Melanesia pernah merupakan pribumi di Jawa, mereka itu diduga masih keturunan homo Wajakensis dengan pendatang baru. Oleh bangsa-bangsa baru seperti Melayu, Proto-Melanesia dari abad ke abad menjadi punah, kecuali yang mengungsi kea rah Timur.


Analisa:
       Menurut analisa saya, pada migrasi bangsa-bangsa yang masuk ke wilayah Nusantara sebagian besar dari ras Paleomongolid atau ras Melayu. Sebelum kedatangan Melayu tua dan muda terlebih dahulu masuk bangsa Negrito dan Weddid. Adapun bangsa Melanesid yang telah punah mereka tersebar di lautan Pasifik. Ternyata suku-suku Mongolid pada awal abad masehi berhasil menduduki wilayah Indonesia mereka di kenal sebagai Melayu tua dan Melayu muda.
        Percampuran antara Melayu muda dan Melanosid  dari Irian berupa penduduk Indonesia Timur seperti yang ada di Maluku dan sekitar Timor. Perpindahan mereka dari Asia Tenggara lewat Indonesia bagian Barat sebelum awal tarikh Masehi. Di Indonesia terdapat suku-suku dari ras Melanesia di Irian Jaya. Penduduk Papua Nugini dan pulau di Timurnya mereka tergolong dari rumpun Melanesia. Keturunan mereka ini berdarah campuran Melanesia-Melayu, kini merupakan penduduk di NTT, Timor Timur dan Maluku.



Sabtu, 03 Desember 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

A.  Faktor Internal

      1.   Faktor Biologis (jasmaniah)
      Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
2.    Faktor Psikologis
       Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.

B.  Faktor Eksternal

1.     Faktor lingkungan keluarga
        Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar.
2.      Faktor lingkungan sekolah
         Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasialan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, dan relasi guru dengan siswa.
3.      Faktor lingkungan masyarakat
         Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat.

Makalah Filsafat

BAB  I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
        Pada abad ke-17 pemikiran Renaissance mencapai penyempurnaannya pada diri beberapa masing-masing tokoh besar. Pada abad ini tercapailah kedewasaan pemikiran. Sekarang terdapat kesatuan memberi semangat yang diperlukan bagi abad-abad berikutnya.
          Oleh karena itu pada masa abad ini yang dipandang sebagai sumber pengetahuan yang secara ilmiah dapat dipakai manusia, yaitu akal manusia (rasio), dan pengalaman (empiri), padahal orang-orang sangat cenderung memberi tekanan kepada salah satu dari keduanya itu, maka pada abad ini timbul 2 aliran yang saling bertentangan, yaitu rasionalisme dan empirisme.
          Aliran Rasionalisme berpendapat, bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang lebih perlu lagi adalah mutlak, yaitu syarat yang di tuntut oleh semua pengetahuan ilmiah.
          Aliran Empirisme berpendapat, bahwa empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. Akal bukanlah sumber pengetahuan, akan tetapi akal mendapat tugas untuk mengolah bahan yang diperoleh dari pengalaman seseorang itu sendiri. Serta metode keilmuan, kombinasi antara Rasionalisme dan Empirisme. Semua aliran ini, seperti yang tampak pada Bacon, yang masih menganut semacam realisme yang naif, yang menganggap bahwa pengenalan yang diperoleh melalui pengalaman, tanpa penyelidikan lebih lanjut, telah mempunyai nilai yang objektif.





1.2   Rumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan beberapa masalah yaitu:
-          Penjelasan mengenai Rasionalisme dan tokoh-tokoh yang berpendapat.
-          Kritik terhadap Rasionalisme.
-          Penjelasan mengenai Empirisme pada abad ke-17 serta tokoh-tokoh yang meneruskannya.
-          Kritikan terhadap Empirisme.
-          Filsafat di Jerman.
-          Metode keilmuan: Kombinasi antara rasionalisme dan Empirisme.


1.3   Tujan Penulisan
         Adapun tujuan penulisan mmengenai filsafat dalam abad ke-17 yaitu:
  1. Mengetahui segala sesuatu secara menyeluruh dan sistematis pada filsafat ilmu.
  2. Mengetahui tokoh-tokoh yang berbeda pendapatnya pada filsafat abad ke-17.


1.4   Metode Penulisan
          Metode yang saya gunakan dalam makalah ini adalah studi pustaka dengan referensi sumber-sumber yang ada di dalam buku Filsafat Ilmu.











BAB   II
PEMBAHASAN



2.1   Rasionalisme
          Rasionalisme adalah sumber pengetahuan yang dapat diterima atau dipercaya secara masuk akal (rasio). Kaum rasionalisme mulai dengan suatu pernyataan yang sudah pasti atau jelas. Yang memberi alasan kepada aliran ini adalah RENE DESCARTES atau CARTESIUS (1596-1650), biasa disebut ”Bapa Filsafat modern”. Semula ia belajar ilmu hukum, ilmu kedokteran dan ilmu alam. Pada tahun 1619 ia memperoleh jurusan yang pasti dalam studinya. Menurut pendapatnya wahyu ilahi, yang isinya ilmu pengetahuan haruslah satu, tanpa bandingannya, serta harus disusun oleh satu orang sebagai suatu bangunan menyeluruh yang dapat berdiri sendiri menurut satu metode yang umum.
          Ilmu pengetahuan harus mengikuti jejak ilmu yang pasti. Ilmu pasti akan pasti menjadi suatu contoh bagi cara mengenal atau mengetahui yang maju. Ilmu pasti bukanlah metode yang sebenarnya bagi ilmu pengetahuan. Misalnya: pengetahuan yang telah kita dapatkan melalui penginderaan, pengetahuan tentang adanya benda-benda dan adanya tubuh kita, dan pengetahuan tentang Allah.
          Sebenarnya Descartes menganggap bahwa pengetahuan memang dihasikan oleh indera, tetapi karena dia mengakui bahwa indera itu bisa menyesatkan (seperti yang ada dalam mimpi atau khayalan), maka dia terpaksa mengambil kesimpulan bahwa data dari keinderaan tidak dapat diandalkan. Kemudian dia menguji kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi dia tidak dapat menemukannya, bahwa dia dapat membayangkan Tuhan yang mungkin bisa menipu kita sebagai manusia. Dalam kesungguhannya mencari dasar yang mempunyai kepastian yang mutlak ini, Descartes meragukan adanya surga dan dunia, pikiran dan badani. Satu-satunya hal yang tidak dapat dia ragukan lagi adalah eksistensi dirinya sendiri, dia tidak meragukan lagi bahwa dia sedang ragu-ragu.
          Hanya ada satu hal yang tidak dapat diragukan lagi. Mengenai suatu hal lain, tidak ada seorang pun yang dapat menipu kita, juga iblis tidak dapat, yaitu bahwa aku ragu-ragu (aku meragukan segla sesuatu). Ini bukan khayalan melainkan kenyataan.
          Di sini yang dipakai sebagai teladan adalah pemikiran di dalam ilmu pasti, yang senantiasa bekerja dengan titik-titik keberangkatan yang dirumuskan dengan jelas dan dalam pengertian-pengertian yang jelas dan terpilah-pilah.
           Bagi manusia pertama-tama yang jelas dan terpilah-pilah adalah pengertian ”Allah” sebagai tokoh yang secara sempurna tidak terbatas atau berada di mana-mana. Di dalam roh kita ada suatu pengertian atau suatu idea tentang sesuatu yang secara sempurna dan tiada batasannya. Pengertian-pengertian atau idea-idea itu semula dikenal dalam realitasnya sendiri. Pikiran menemukan dalam dirinya sendiri idea-idea itu sebagai gagasan-gagasan, yang menampakkan diri sebagai mencerminkan obyek-obyek atau sasaran-sasaran di luar kita. Pikiran bukan mentaati hal-hal yang di luar, melainkan mentaati hukuman-hukumanya sendiri yang ada padanya. Pikiran tidak tergantung kepada dunia luar, melainkan kepada dirinya sendiri. Kejelasannya adalah suatu hal yang bersifat subyektif.
          Supaya hakekat segala sesuatu dapat ditentukan dipergunakan pengertian-pengertian tertentu, yaitu: subtansi, atribut atau sifat dasar dan modus.
          Yang disebut subtansi adalah apa yang berada sedemikaian rupa, sehingga tidak memerlukan sesuatu yang lain untuk berada. Subtansi yang dipikirkan seperti itu sebenarnya hanya ada satu saja, yaitu Allah.
           Atributif adalah sifat asasi. Tiap subtansi memiliki sifat asasinya sendiri, yang menentukan hakekat subtansi itu. Sifat asasi ini mutlak dan tidak dapat ditiadakan. Sifat asasi ini diandalkan oleh segala sifat yang lain.
           Yang disebut modus (jamak modi) adalah segala sifat subtansi yang tidak mutlak dan dapat berubah.
           Orang kedua yang akan kita bicarakan adalah BLAISE PASCAL (1623-1662), dia adalah seorang ahli ilmu pasti, ahli ilmu alam dan seorang filsuf. Dia berusaha untuk membela agama Kristen, yang mendapat serangan-serangan hebat karena dia merupakan pemikiran yang modern ini. Di satu pihak dia mendapatkan kesamaan dengan Descartes, mencintai ilmu pasti dan ilmu alam. Akan tetapi di lain pihak ia tampak berbeda dengan Descartes. Perbedaannya adalah terletak di sini, bahwa dia jauh melebihi Descartes dalam pengertian tentang sifat ilmu alam.
            Filsafat  Pascal mewujudkan suatu dialog di antara manusia yang konkrit itu dengan Allah. Di dalam jagat raya ini manusia bukanlah apa-apa, akan tetapi di tengah-tengah jagat raya ini manusia adalah satu-satunya makhluk berpikir. Oleh karena itu hanya manusialah yang dapat berkomunikasi dengan Allah.
            Orang ketiga yang akan kita bicarakan pada filsafat abad ke-17 adalah BARUCH SPINOZA (1632-1677). Seorang Yahudi, karena pandangannya yang terlalu liberal akhirnya ia dikucilkan dari sinagoge (1656).
            Rasionalismenya lebih luas dan lebih konsekuen dibanding dengan rasionalisme Descartes. Baginya di dalam dunia ini tidak ada hal yang bersifat rahasia, karena akal atau rasio manusia telah mencakup segala sesuatu. Bahkan Allah menjadi sasaran yang paling terpenting.
            Idea-idea yang jelas dan terpilah-pilah yang terdapat dalam jiwa manusia adalah idea-idea Allah. Idea-idea itu pasti akan sempurna dan pada dirinya menjadi jaminan kepastian. Idea-idea itu adalah sama dengan realitas di luar, karena sifatnya yang jelas dan terpilah-pilah. Jikalau terdapat hal-hal yang tidak benar dan yang menyesatkan, hal itu disebabkan karena ideanya yang telah ”dikudungkan”, yang tidak lagi mengandung pengetahuan yang benar.
           Latar belakang pemikiran Spinoza ini adalah pengertian tentang aktivitas. Allah yang tiada batasannya itu adalah aktivitas yang tak terhingga. Ajaran Spinoza di bidang metafisika menunjukkan kepada suatu ajaran monitis yang logis, yang mengajarkan bahwa dunia sebagai keseluruhan mewujudkan suatu subtansi tunggal.



2.2     Kritik Terhadap Rasionalisme
         1.   Pengetahuan rasional dibentuk oleh idea yang tidak dapat dilihat maupun
           diraba. Eksistensi tentang idea yang sudah pasti maupun yang bersifat bawaan itu
           sendiri belum dapat dikuatkan oleh semua manusia dengan kekuatan dan
           keyakinan yang sama.
           2.    Banyak di antara manusiayang berpikiran jauh merasa bahwa mereka
           menemukan kesukaran yang besar dalam menerapkan konsep rasional kepada
           masalah kehidupan yang praktis.
            3.    Teori rasional gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan
           pengetahuan manusia selama ini.



2.3     Empirisme
           Empiris adalah usaha manusia untuk mencari pengetahuan yang bersifat mutlak dan pasti telah berlangsung dengan penuh semangat dan terus-menerus. Para pemikir di Inggris bergerak ke arah yang berbeda dengan tema yang telah dirintis Descartes. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukan hal itu kepada saya”. Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalaman dia sendiri. Jika kita mengatakan kepada dia bahwa ada seekor ular di kamarnya sendiri, pertama dia minta kepada kita untuk menceritakan bagaimana kita sampai pada kesimpulan itu. Jika kemudian kita menjelaskan bahwa kita melihat ular itu di dalam kamar, baru kaum empiris mau mendengar laporan mengenai pengalaman kita itu, namun dia hanya menerima hal tersebut jika dia atau orang lain dapat memeriksa kebenaran yang kita ajukan, dengan jalan melihat ular itu dengan mata kepalanya sendiri.
            Orang yang pertama pada abad ke-17 yang mengikuti aliran empiris di Inggris adalah THOMAS HOBBES (1588-1679). Yang mendapat pendidikannya di Oxford. Hobbes telah menyusun suatu sistem yang lengkap. Ia berpangkal pada empirisme secara konsekuen. Sekalipun ia berpangkal pada dasar-dasar empiris, namun ia menerima juga metode yang dipakai dalam ilmu alam yang bersifat matematis. Ia telah mempersatukan empirisme dengan rasionalisme dalam bentuk suatu filsafat materialistis yang konsekuen pada zaman modern. Baginya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat umum. Sebab filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat, atau tentang penampakan-penampakan yang sedemikian seperti yang kita peroleh dengan merasionalisasikan pengetahuan yang semula kita miliki dari sebab-sebabnya atau asalnya, lagi pula dari sebabnya atau asalnya yang sedemikian.
             Tradisi empiris dilanjutkan oleh JOHN LOCKE (1632-1704), pertama kalinya menerapkan metode empiris kepada persoalan-persoalan tentang pengenalan atau pengetahuan. Locked berusaha menggabungakn teori empirisme seperti yang telah diajarkan Bacon dan Hobbes dengan ajaran rasionalisme Descartes. Penggabungan ini menguntungkan empirisme. Ia menentang teori rasionalisme yang mengenai idea-idea dan asas-asas pertama yang dipandang sebagai bawaan manusia.
             Locke juga menentang kekuasan negara atas agama. Negara tidak boleh memeluk agama, tidak dapat memerintahkan atau meniadakan suatu dogma. Tiap warga negara bebas dalam soal keagamaan. Hak negara hanyalah untuk menindas teori-teori dan ajaran-ajaran yang membahayakan negara.
             Pandangan Locke yang mengenai agama bersifat deistis. Agama Kristen adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan dengan agama-agama lain, karena dogma-dogma yang hakiki agama Kristen dapat dibuktikan oleh akal. Bahkan pengertian “Allah” itu di susun oleh pembuktian-pembuktian. Jadi Locke bukan berpangkal pada pengetian ”Allah” yang telah ada, lalu pengertian itu dibuktikan.



2.4     Kritik Terhadap Empirisme
         1.   Empiris didasarkan pada pengalaman. Kritikus kaum emipris menunjukan
           bahwa fakta tak mempunyai apa pun yang berifat pasti. Fakta itu sendiri
           menunjukkan hubungan di antara mereka terhadap pengamat yang netral. Jika
           dianalisis secara kritis maka ”pengalaman” merupakan pengertian yang terlalu
           samar untuk dijadiakan dasar bagi sebuah teori pengetahuan yang sistematis.
            2.   Sebuah teori yang menitikberatkan pada persepsi pancaindera kiranya
            melupakan kenyatan bahwa pancaindera manusia adalah terbatas dan tidak
            sempurna.
            3.    Empiris tak memberikan kita kepastian.


2.5       Filsafat Di Jerman
           Pada pertengahan abad ke-17 mulailah Jerman ikut menyumbangkan pikirannya dalam pemikiran Eropa. Sumbangan itu diwujudkan dalam buah pikiran G.W. LEIBNIZ (1646-1716). Ia adalah ahli pemikir modern Jerman yang pertama, kecuali seorang ahli filsafat ia adalah seorang ahli hukum, ahli sastra, ahli ilmu pasti dan ilmu alam, serta ahli teologia dan sejarah.
              Di dalam filsafat agamanya Leibniz menerapkan usahanya yang menuju kepada kesatuan dan harmoni atau keselarasan di bidang ajaran tentang keberadaan. Menurut dia, ada keselarasan di antara iman dan pengetahuan. Suatu keselarasan keagamaan (harmonia religiosa). Yang menghubungkan kawasan alamiah yang bersifat fisis dengan kawasan kasih karunia yang susila, serta yang mengandalkan keyakinan, bahwa kebenaran-kebenaran yang diwahyukan di dalam agama Kristen itu memang mengatasi akal, tetapi tidak bertentangan dengan akal.
               Pengaruh Leibniz besar sekali di Jerman. Hal ini disebabkan karena karya CHRISTIAN WOLFF (1679-1754), yang menjadikan filsafat Leibniz menjadi suatu sistem. Hingga kini Leibniz dipandang sebagai filsuf Jerman pertama yang original.


             
2.6         Metode Keilmuan: Kombinasi Antara Rasionalisme Dan Empirisme
             Terdapat suatu anggapan yang luas bahwa ilmu pada dasarnya adalah metode induktif-empiris dalam memperoleh pengetahuan. Memang terdapat beberapa alasan untuk mendukung penilaian yang populer ini, karena ilmuan mengumpulkan fakta-fakta yang tertentu, melakukan pengamatan, dan mempergunakan data inderawi. Walaupun begitu, analisis yang mendalam terhadap metode keilmuan akan menyingkapkan kenyataan, bahwa apa yang dilakukan oleh ilmuwan dalam usahanya mencari pengetahuan lebih tepat digambarkan sebagai suatu kombinasi antara prosedur empiris dan rasional.
                 Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah satu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur yang tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban yang tertentu dari pernyataan yang tertentu pula.





BAB  III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
           Kaum rasionalis kemudian mempertahankan pendapat bahwa dunia yang kita ketahui dengan metode intuisi rasional adalah dunia yang nyata. Kebenaran atau kesalahan terletak dalam idea-idea dan bukan pada benda-benda tersebut.
           Pengamat inderawi tidak memberikan keterangan kepada kita tentang hakekat dan sifat-sifat dunia di luar kita. Pengamat inderawi hanya memberi nilai praktis. Barang-barang di luar kita hanya memberikan idea yang samar-samar saja. Idea yang samar-samar itu hanya memberitahukan kepada kita hal perasaan subyek yang mengamatinya.
             Hal-hal bendawi adalah cara berada Allah dibawah sifat asasi keluasan, atau cara berada Allah di dalam ruang. Dan hal-hal bendawi itu sesuai dengan idea-ideanya yang berada di bawah sifat asasi pemikiran.
              Perbedaan antara manusia dan makhluk-makhluk lainnya adalah demikian, bahwa tubuh manusia lebih ruwet daripada tubuh makhluk-makhluk lainnya. Idea-idea yang jelas dan terpilah-pilah yang terdapat dalam jiwa manusia adalah idea-idea Allah. Idea-idea itu secara sempurna dan pada dirinya menjadi jaminan kepastian. Idea-idea itu adalah sama dengan realitas luar, karena sifat yang jelas dan terpilah-pilah. Demikianlah kehendak dan akal disamakan. Oleh karena itu barang siapa usaha naik dari perasaan –perasaan nafsani kepada kehendak yang akali, dengan pengenalannya akan diarahkan kepada pemandangan Allah.
                Mereka yang berkeras berpendapat bahwa semua pengetahuan dapat disederhanakan menjadi pengalaman indera, dan apa yang tidak dapat tersusun oleh pengalaman indera bukanlah pengetahuan yang benar, disebut kaum empiris radikal atau ”sensasionalis”. Kaum empiris modern akan mengemukakan pendapat Locke dengan kata-kata sebagai berikut: pengetahuan adalah hasil dari proses neuro-kimiawi yang rumit, di mana obyek luar merangsang satu organ pancaindera atau lebih, dan rangsangan ini menyebabkan perubahan material atau elektris di dalam organ badani yang di sebut otak.



3.2        Saran
             Adapun saran yang ingin kami anjurkan adalah sebagai berikut:
  1. Sebaiknya pada pengarang Filsafat Ilmu, membuat contoh jangan cuma satu saja yang diulang-ulang terus harusnya lebih banyak lagi.
  2. Penjelasannya kurang lengkap, seharusnya lebih detail lagi.
      





Kamis, 01 Desember 2011

Ramalan Jayabaya

Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis olehJayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
"Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."
Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.