BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran
Kooperatif atau biasa disebut pembelajaran kelompok merupakan konsep paling penting dalam
kehidupan manusia, karena sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari
kelompoknya. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai
kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan
setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya,
sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa saling ketergantunagn secara
positif yang digunakan untuk tujuan bersama.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat
diambil dari latar belakang adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan Pembelajaran Kooperatif?
2. Bagaimana
Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif?
3. Jelaskan
Karakteristik dan prinsip-prinsip SPK?
4. Apa
saja Prosedur Pembelajaran Kooperatif?
5. Apa
Keunggulan dan Kelemahan SPK?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan
masalah yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1.
Dengan mempelajari SPK, mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana konsep pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkan kemampuan siswa.
2.
Pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
3.
Meningkatkan motivasi siswa dan menambah
tingkat partisipasi siswa.
C. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip SPK
1. Karakteristik SPK
Pembelajaran
kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses
kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan
akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur
kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang
menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996)
berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa
prespektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif
perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi
artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap
anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap
individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui
kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka
menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Perspektif
perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi.
a. Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim
(anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang
memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang
berbeda. Hal ini di maksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling
memberikan pengalaman, saling member dan menerima, sehingga diharapkan setiap
anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Sebagaimana umumnya, manajemen
mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi,
fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran
berjalan secara efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan
yang sudah disepakati bersama.
Fungsi organisasi menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok.
oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawabsetiap kelompok . Fungsi
kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan
kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif
ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota
kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan
tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.
d. Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan untuk bekerja sama itu
kemudian di praktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam
keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan
sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar
pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan di bawah ini.
a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive
Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok,
keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang
dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh
setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota.
b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual
Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi
dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada
setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok
harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota
harus memberikan yang baik untuk keberhasilan kelompoknya.
c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion
Interaction)
Pembelajaran kooperatif member ruang
dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk
bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation
Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih
siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini
sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh
sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi.
D.
Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur
pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1)
penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan
tim.
1.
Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai
proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok
materi pelajaran. Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah
pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan
demonstrasi.
2.
Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran
umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk
belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
Pengelompokan dalam SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk
berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar
belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.
3.
Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan
dengan tes atau kuis. Tes kuis dilakukan baik secara individual maupun secara
kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap
siswa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.
4.
Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition)
adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau paling berprestasi
untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian
penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka.
E.
Keunggulan dan Kelemahan SPK
2.
Keterbatasan SPK
Disamping keunggulan, SPK juga
memiliki keterbatasan, diantaranya:
a. Untuk
memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional
kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning. Untuk
siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat
oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam
ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri
utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika
tanpa peer teaching yang efektif,
maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara
belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa.
c. Penilaian
yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d. Keberhasilan
SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu
yang cukup panjang, Dan, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu
kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
e. Walaupun
kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan
tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual. OLeh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.
membantu banget infonya kak
BalasHapusorganic search adalah