KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT
karena atas karunia – Nyalah tugas makalah Bahasa Indonesia ini dapat di
selesaikan.
makalah ini juga berisi penjelasan mengenai unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik pada novel yang berjudul Pssst... Ada Apa Di
Atas Bukit, agar lebih mudah untuk dipahami. Di harapkan makalah ini dapat
memberikan penjelasan yang dapat di pahami dan diterima oleh pembaca, makalah
ini juga di susun untuk melengkapi tugas yang di berikan oleh Dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh Karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak, terutama Dosen pembimbing Bahasa Indonesia.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada Dosen
pembimbing Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas individu tentang
menganalisis novel ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk memahami
bagaimana unsur-unsur yang terkandung di dalam Bahasa Indonesia.
Bekasi, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1
UNSUR INSTRINSIK
2.1.1 Tema
2.1.2 Penokohan
2.1.3 Alur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Novel merupakan cerita prosa
yang memiliki rangkaian peristiwa yang panjang. Karena panjang dan tokohnya
lebih dari satu, pemikiran-pemikiran dalam novel lebih kompleks sehingga dalam
perjalanan nasibnya sang tokoh mengalami perubahan.
Mendengarkan cerita kadang-kadang dapat dilakukan sambil mengerjakan
sesuatu. Namun, jika mendengarkan cerita tersebut untuk kemudian di lakukan
pengkajian, maka di perlukan kosentrasi agar segala peristiwa yang terdapat
pada cerita tersebut dapat di pahami maksudnya.
Pada saat menyimak cerita untuk menemukan unsur-unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik di perlukan kosentrasi. Tinggalkan semua perangkat atau alat
yang dapat mengganggu kelancaran menyimak. Selain itu, mengenali kata,
ungkapan, atau gaya bahasa yang digunakan pengarang sangat penting untuk
mengungkap makna yang ingin disampaikan pengarang. Maka, dalam novel Pssst...
Ada Apa Di Atas Bukit harus kita pahami unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, maka dirumuskan
beberapa masalah yaitu:
Ø Unsur Intrinsik: Tema, Penokohan, Alur,
Latar, Sudut Pandang, Gaya Bahasa, dan
Amanat.
Ø Unsur Ekstrinsik: Biografi Penulis dan
Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam
Novel.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan menganalisis novel yaitu agar pembaca dapat
mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam novel tersebut.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang saya gunakan dalam makalah ini adalah studi pustaka dengan
referensi dari novel yang berjudul Pssst... Ada Apa Di Atas Bukit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik merupakan
unsur-unsur yang terdapat di dalam cerita atau bagian isi cerita dari karya
sastra itu sendiri.
2.1.1 TEMA
Tema merupakan
gagasan pikiran pengarang atau inti
cerita. Tema dari
Novel Psst... Ada Apa
Di Atas Bukit adalah persahabatan antara anak
Andik dan Bagus yang
berpetualangan di atas bukit. Hal ini terdapat
dalam kutipan dialog
sebagai berikut: “Aku penasaran sekali dengan
cerita tentang bukit
itu. Boleh kan
aku bergabung dengan kelompok
detektif kalian?” ( Hal. 42
)
2.1.2 PENOKOHAN
Penokohan merupakan
penggambaran watak atau karakter dari
pemain.
a. Mama Bintang : Penyabar, lucu, penyayang
Dalam novel yang berjudul
Pssst... Ada Apa Di Atas Bukit, Mama Bintang mempunyai sifat yang penyabar. Hal
ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut: ”Lho, kamu kan baru saja sampai di sini. Besok kalau kamu sekolah, pasti akan ketemu
teman-teman baru. Ayolah, masa anak yang besok masuk kelas 6 SD masih merajuk
seperti itu sih?” Mama tersenyum melihat kegelisahan Bintang. ( Hal. 7 )
Lalu Mama Bintang mempunyai
sifat lucu. Hal ini terdapat dalam kutipan
dialog sebagai berikut: ”Lho kok Bintang begitu? Anak kampung dengan anak kota
apa bedanya? Memangnya kalau habis main bola, wangi anak kota seperti parfum?”
goda Mama. ( Hal. 16)
Mama Bintang juga mempunyai
sifat yang penyayang. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut: ”Bagaimana,
kamarmu masih terlihat sama kan?” tanya Mama mengiringi Bintang memasuki
kamarnya.( Hal. 5 )
b. Papa Bintang ( Pak Yahya ) : Pencemas
Dalam novel Pssst... Ada Apa Di Atas
Bukit, Papa Bintang mempunyai sifat yang cemas, Hal ini terdapat dalam kutipan
dialog sebagai berikut: ”Kalau begitu, Bintang di mana, Nur?” tanya papa
Bintang khawatir. ( Hal. 199 )
c. Bintang : Egois dan berani.
Dalam novel yang berjudul
Pssst... Ada Apa Di Atas Bukit,
Bintang
mempunyai sifat yang egois, hal ini terdapat dalam kutipan
dialog sebagai berikut:
“Di sini juga sepi. Nggak ada hiburan
seperti di
Jakarta!” Bintang cemberut. Matanya menatap ke luar
jendela. (
Hal. 7 )
Bintang
mempunyai sifat yang berani, hal ini
terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Di
balik rimbunnya semak
yang merupakan jalan masuk ke gua, Bintang
mematikan senternya.
Gelap pun dengan segera menyelimuti
sekelilingnya. Awalnya
Bintang merasa takut dengan gelap, apalagi dia
sendirian kali ini.
Namun begitu
teringat Totok, dia segera memberanikan diri lagi.
( Hal. 222 )
d. Nursalam : Bertanggung jawab dan pintar.
Dalam novel yang berjudul Pssst... Ada Apa Di Atas Bukit, Nursalam mempunyai
sifat yang bertanggung jawab dan pintar. Hal ini terdapat kutipan sebagai
berikut: Ibu Bagus memang selalu khawatir jika Bagus pergi keluar rumah. Ia
lebih suka melihat Bagus belajar atau membaca buku di rumah. Tapi kalau Bagus
pergi bersama Nursalam, entah mengapa, hatinya sedikit lebih tenang. Mungkin
karena dia tahu kalau Nursalam anak yang bisa dipercaya dan tanggung jawab. (
Hal. 72 )
e.
Totok : Pintar menirukan suara hewan, berani, penyayang,
dan rakus.
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa Di Atas Bukit, Totok mempunyai sifat yang pintar dapat menirukan
suara hewan. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut: “Aku pintar
menirukan suara hewan, lho. Seperti suara burung, anjing, kucing, burung hantu,
singa, pokoknya mah banyak lah.” ( Hal. 21 )
Totok mempunyai sifat yang berani, terdapat dalam kutipan dialog sebagai
berikut: “Anak laki-laki kan
tidak boleh penakut,” kata Bapak suatu kali kepada Totok dan tiga adik-adiknya
yang kesemuanya laki-laki. Kalau sudah mengingat nasihat Bapak, Totok pasti
lebih berani. (Hal. 28 )
Totok mempunyai sifat yang penyayang, hal ini terdapat kutipan sebagai
berikut: Totok memang sangat menyayangiemaknya. Bagi Totok, emaknya adalah ibu
yang paling baik sedunia, yang selalu menyediakan makanan-makanan enak untuknya
dan adiknya. Kalau Emak sakit, Totok jadi sedih. (Hal. 30 )
Totok mempunyai sifat yang rakus, hal ini terdapat kutipan dialog sebagai
berikut: “Dan banyak makanan!” timpal Totok. ( Hal. 63 )
f.
Andik : Pintar berlari cepat.
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa
Di Atas Bukit,
Andik mempunyai sifat yang
pintar berlari cepat. Hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut: “Eh,
Bintang, biarpun kecil-kecil begini, lariku cepat, loh! Aku selalu menang kalau
balap lumpat.” Andik menepuk dada bangga. (Hal. 22 )
g. Bagus : Teliti dan pintar
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa Di Atas Bukit,
Bagus mempunyai sifat yang
teliti dan pintar. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut: “Oh,
ya! Jangan lupa gali parit di sekitar tenda, ya! Kalau nanti malam hujan, parit tersebut bisa
mengalirkan air dan tak membuat tenda kita kebanjiran,” Bagus mengingatkan
teman-temannya. ( Hal. 75-76 )
h. Adam : Sombong dan manja.
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa Di Atas Bukit,
Adam mempunyai sifat yang
teliti dan pintar. Hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Adam adalah
anak Pak Brewok, pemilik peternakan sapi perah di desa ini. Adam itu anak yang
sombong dan manja. ( Hal. 33 )
i.
Bang
Tompel : Kejam.
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa Di Atas Bukit,
Bang Tompel mempunyai sifat kejam. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog
sebagai berikut: “Ton, kau kejar mereka. Biar aku saja yang jaga anak sialan
ini!” seru Bang Tompel dengan gusar.
( Hal. 188 )
j.
Anton : Pencemas
Dalam novel yang berjudul
Pssst… Ada Apa Di Atas Bukit,
Anton mempunyai sifat
pencemas. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut: “Apa kita tidak
akan menunggu si Tulang dulu, Bang?” tanya Anton, temannya yang sedari tadi
hilir mudik terus di dalam gua. Dia pasti kebingungan karena rencana kita sudah dikacaukan oleh anak-anak
ini. (Hal. 212 )
2.1.3 ALUR
Alur
merupakan jalan cerita atau jalinan peristiwa dalam cerita.
Jalan cerita yang
terdapat dalam novel Pssst... Ada
Apa Di Atas Bukit,
adalah alur maju dari
awal ceritanya sampai akhir. Hal ini terdapat
dalam kutipan sebagai
berikut: Diatas bukit, mereka pun mulai
melakukan penelitian,
siapa tahu menemukan sesuatu yang
mencurigakan. Sudah hampir satu jam kegiatan
itu mereka lakukan,
namun belum
membuahkan hasil yang menggembirakan.( Hal. 117-248 )
2.1.4 LATAR
Latar ( setting ) adalah mengacu pada tempat, waktu, suasana dan
lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa.
Latar yang terdapat
dalam novel yang berjudul Pssst... Ada Apa Di Atas
bukit adalah di
rumah Bintang yang menjadi tempat markas grup
detektif cilik, hal ini
terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut:
“Eh Bin, bagaimana kalau rumahmu kita
jadikan markas kelompok
detektif kita? (Hal. 62 ).
Di sekolah, hari
pertama Bintang masuk sekolah. ( Hal. 40 )
Di surau, tempat
mengajinya teman-teman Bintang hal ini terdapat
dalam kutipan dialog sebagai berikut:
”Kamu mau ikut surau, Bin?”
tanya
Nursalam. ”Sebentar lagi kita harus mengaji.”. ( Hal. 26 )
Di atas bukit, tempat menyelidiki bukit
tersebut bersama
teman-temannya, hal ini terdapat dalam kutipan
sebagai berikut:
Tak berapa lama kemudian, mereka telah
tiba di atas bukit di desa
Katapang. ( Hal. 74 )
Di gua itu adalah
tempat sumur, hal ini terdapat dalam
kutipan sebagai
berikut:
”Benar! Sepertinya sih yang dimaksud dengan gua itu adalah
sumur ini!” ujar Bintang. ( Hal.131)
Waktu pagi, hal ini terdapat dalam kutipan
sebagai berikut: Matahari
pagi
mulai bersinar. Tampak semua anak-anak telah bersiap
membereskan tenda yang semalam mereka dirikan.
Setelah mencuci
muka di mata air yang mereka temukan, mereka
siap-siap untuk
memulai
penyelidikan. Pukul delapan lebih mereka telah beres
merapikan area tempat mereka berkemah. ( Hal.
126-127 )
Waktu siang, hal ini terdapat dalam kutipan
dialog sebagai berikut :
”Sudahlah. Yang terpenting sekarang ini menemukan Bintang dan
Nursalam. Lihat, sekarang sudah jam dua belas
siang. Hari ini hari
Minggu dan besok kita sudah masuk sekolah.
Seandainya nanti jam
tiga sore Bintang
dan Nursalam belum berkumpul di tempat ini, apa
yang harus kita
lakukan?” Wajah Bagus terlihat kuatir. (Hal. 170-171 )
Waktu sore, hal
ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Sore
harinya, Bintang sudah mandi dan asyik
bermain play station di
kamarnya. ( Hal. 18 )
Waktu malam, hal
ini terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut :
“Sudah hampir jam
sembilan malam, sepertinya nggak ada sesuatu pun
yang terjadi,”
ujar Bintang bosan menunggu. ( Hal. 78 )
Suasana
menegangkan, hal ini terdapat dalam
kutipan dialog sebagai
berikut:
“Sstt…Bin, aku mendengar bunyi langkah mendekat,” tiba-
tiba Nursalam berbisik cepat.
Hal itu membuat bintang membuang
lamunannya dan
beringsut pelan ke belakang, lalu berjongkok di balik
tembok batu di
dekat dinding gua. (Hal. 144-145 )
2.1.5 SUDUT PANDANG
Sudut pandang
adalah keberadaan pengarang dalam sebuah cerita.
Sudut pandang yang
terdapat dalam novel yang berjudul Pssst… Ada
Apa Di Atas Bukit
adalah pengarang bertindak sebagai tokoh utama
menggunakan gaya “Aku”. Hal ini
terdapat dala kutipan dialog sebagai
berikut: “Aku akan
menemani Nursalam. Aku pun belum ngantuk,”
Bintang bersuara. (
Hal. 80 )
2.1.6 GAYA
BAHASA
Di Atas Bukit
adalah
-
Majas
Personifikasi
Merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat
insani kepada barang yang tidak bernyawa dan idea yang abstrak. Hal ini
terdapat dalam kutipan sebagai berikut:
Di dalam ruangan tersebut
terlihat tumpukan-tumpukan barang yang diselimuti terpal. ( Hal. 139 )
2.1.5
AMANAT
Amanat merupakan pesan yang ingin di sampaikan
pengarang
kepada
pembaca.
Amanat yang
terdapat dalam novel yang berjudul Pssst… Ada
Apa Di
Atas Bukit antara
lain:
1.
Janganlah bohong terhadap orang tua, ketika kita hendak
pergi keluar rumah.
2. Memilih teman jangan di lihat dari
perbedaan status sosial saja.
2.2
UNSUR EKSTRINSIK
Merupakan unsur-unsur yang terdapat
di luar isi cerita atau unsur-unsur yang mendukung penciptaan suatu karya
sastra.
2.2.1
BIOGRAFI PENGARANG
Iw0k
Abqary, lahir di Tasikmalaya, 28 Desember. Pada tahun
1994, alumni Universitas Padjadjaran.
Selain novel ini, buku
petualangan lain yang di tulis
oleh pria asal Tasikmalaya ini adalah
Sandal Jepit Beda Warna, Misteri Hilangnya
Penulis Terkenal ( ditulis
bareng Dewi Cendika ), dan
Misteri Lemari Terkunci. Selain itu, Iw0k
juga sudah menerbitkan buku anak lainnya seperti
Sepeda Ontel
Kinanti, Maria Al-Qibtiyah-
Bunda yang Santun, Usmah bin Zaid-
Panglima Kecintaan Rasul, 99 Kisah Menakjubkan
dalam Al-Qur’an,
dan lain-lain. Coretan tentang keseharian bisa
dibaca di
Dewi Cendika, lahir tanggal 31 Agustus.
Senang menulis sejak
masih duduk di Sekolah Dasar
sampai sekarang. Sampai sekarang,
buku-buku yang sudah diterbitkan Kak Ichen
antara lain: Misteri
Hilangnya Penulis Terkenal ( duet bareng Iw0k
Abqary), Rajawali
Cilik, 2008. Tiga Serial Polly ( Undangan
Puteri Greta, Polly dan Betsy
Bertukar tempat, Menjaga Sapu
Terbang ), Rajawali Cilik, 2008. Serial
Aku
Ingin Menjadi ( Dokter, Pilot, Guru, Polisi ), Penerbit Rajawali
Cilik,
Tahun 2008. The beautiful Story for Kids: Aisyah, Mizan, 2009.
Serial Survival for Kids ( 16
judul), Bumi Aksara, 2009. Stories of The
Brave, Shalahuddin Al-Ayyubi,
Mizan, 2009, Aliska dan Serbuk Ajaib,
Dar! Mizan, 2009. Selain itu, sudah lebih dari empat puluh
cerita anak
sudah dimuat di beberapa
majalah anak, seperti Bravo, Mombi, Bobo,
dan Girls. Salah satu bukunya berjudul
Ria Penulis Cilik mendapat
penghargaan dari Islamic Book
Fair Award 2008 sebagai buku fiksi
anak terbaik.
Ryu Tri, lahir di Jakarta 14 Oktober 1981. Lulusan
Politeknik
LP3I Bandung ini sudah menyukai dunia
tulis-menulis sejak duduk di
bangku SMP. Ia ikut serta dalam
penulisan buku Ortu, Kenapa Sih?
(2006) dan menerbitkan bukunya sendiri EO, for
Teens (2007), dan
Princess-Kisah dari Istana 1001
Malam (2009). Beberapa buku dongeng
balita tulisannya pun sudah
beredar. Segala keluh kesah, kegundahan,
bahkan kegilaannya dituliskan
di ‘rumah’ keduanya
http://tmnbaru.blogspot.com.
Indah Yuli, bercita-cita suatu saat
memiliki buku cerita anak
yang bertulis sendiri, sebagai bacaan dua
putri tercintanya. Menumpang
lahir di Medan,
istri dari Usmar Kurniawan ini adalah lulusan jurusan
Jurnalistik IISIP Jakarta. Masih terdaftar
sebagai karyawan di salah satu
stasiun televisi
swasta, perempuan yang selalu gagal berdiet ini sering
menulis tingkah
polah dua putrinya di http://lilylankayla.blogspot.com,
http://indahjuli.multiply.com. Dia
dapat dihubungi melalui
indahiwan@yahoo.com. Buku yang sudah
diterbitkannya antara lain
Khalid bin Walid-
Panglima Perang Termasyur, dan Khadijah- Bunda
Orang-Orang Beriman.
Ririn Setyowati bekerja sebagai sekretaris Kantor Kerjasama
Bisnis-Industri Universitas Surabaya. Ketertarikannya dalam dunia
menulis ia sadari ketika ia masuk dunia kerja.
Selain hobi menulis puisi,
cerpen, novel, renungan/refleksi diri, dan
cerita anak, ia juga rajin
Blogspot.com. Dia
bisa dihubungi di email: ritesnts@yahooo.com atau
Dewi Rieka Kustiantari. Ia bisa disapa
Dedew. Perempuan
Sunda-Bugis
Enrekang ini suka sekali menulis disela kegiatan mengejar
si kecil, yang baru
bisa berjalan, hehe. Bukunya antara lain Anak Kos
Dodol The Series (Gradien Mediatama,
2009), Melacak Penulis
Misterius, Dar! Mizan (Juli, 2009), Puspa dan Satwa dalam Al
Quran,
Dar! Mizan (Juni,
2009). Ia pernah meraih juara tiga Lomba Cerpen
Misteri Bobo baxo Ungaran bersama suaminya,
Bagus Priyanbada, dan
putri kecil
mereka, Nailah Aieola Nabihah. Intip tulisan Dedew di blog
2.2.2
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL
v Nilai
Agama
“Udah sore yeuh, kita pulang
dulu yuk,” kata totok sambil bangkit dari duduknya. Yang lain mengangguk dan
ikut berdiri. Hari sudah menjelang Magrib. Mereka harus segera bersiap-siap
pergi ke surau untuk mengaji. ( Hal. 26 )
v
Nilai Kultural
Merupakan nilai yang
memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban mayarakat, sehingga pembaca
dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah. Ada pun kutipan sebagai berikut:
“Horeeeee!! Bagus mah memang detektif yang dapat diandalkan euy,” (Hal.
125 )
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Novel ini merupakan bacaan
ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh lebih banyak ditulis dan
diterbitkan serta lebih banyak dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis novel
hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya
hanya kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Sebuah novel petualangan yang mengundang
rasa penasaran antara yang kocak, cerdik, seru, dan penuh ketegangan. Novel ini
mempunyai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
bergabung bersama keempat temannya yang tergabung
dalam grup detektif cilik. Ia mencoba menyelidiki misteri tersebut. Walaupun, Suatu ketika ada dua orang yang berani naik ke
atas bukit itu, padahal orang-orang desa mengecap bukit tersebut angker dan
berhantu. Ternyata dugaan
grup detektif itu benar, ada seseorang yang menyembunyikan barang seludupan
ganja yang di taruh di atas bukit tersebut. Perlahan-lahan rahasia terkuak oleh
kelima detektif, para buronan tersebut akhirnya di serahkan pada pihak yang
berwajib.
Dalam novel ini, juga terdapat pesan-pesan moral yang dapat kita ambil.
Novel ini juga sangat bermanfaat khususnya bagi anak-anak. Tapi karya-karya
yang teladan ini patut kita contoh, serta membawakan tujuan pentingnya. Bintang
yang amat berani dalam bahaya menangkap buronan ganja yang berada di atas
bukit.
3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin kami anjurkan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya bagi para pengarang novel Pssst... Ada Apa Di Atas Bukit,
harusnya Biografi Pengarang lebih lengkap lagi. Karena tidak terdapat tempat
tanggal lahir pengarang tersebut.
2. Cover
depan pada novel, kurang bagus warnanya harus lebih cerah. Agar terlihat lebih menarik, sehingga para pembaca
pun akan berminat.
3. Novel ini bisa dijadikan teladan atau
contoh untuk anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar