Jumat, 22 Mei 2015

MILITERISME JEPANG



Restorasi Meiji dan Modernisasi Jepang

            Sebelum tahun 1867, kekuasaan Tenno (kaisar) tidak memegang pemerintahan sendiri.Kekuasaan pemerintahan tertinggi diserahkan kepada seorang shogun yang menentukan segalanya urusan negara. Tenno hanya sebagai lambang sebuah persatuan negara. Hal ini dikarenakan mereka percaya bahwa kaisar adalah keturunan dewa, dan posisi kaisar tidak bisa dipegang oleh sembarangan orang. Hal menarik dari kekaisaran Jepang adalah tidak terputusnya tali darah dari kaisar pertama hingga kini (masih dalam satu keturunan). Tiap deaerah di Jepang diperintah seorang Daimyo, tuan tanah feodal yang memiliki tanah luas dan tentara pribadi yaitu para samurai. Pemerintahan itu disebut dengan Bakufu, yang berada dibawah kendali Shogun. Bakufu sendiri dibentuk pertama kali pada abad ke 12 di bawah pemerintahan Minamoto Yoritomo dan menjadi lebih besar pada masa pemerintahan keluarga Tokugawa, dengan beratus-ratus pejabat yang terdiri atas para samurai. Akan tetapi pemerintahan bakufu ini berakhir saat Tenno Mutsuhito Meiji memerintah pada tahun 1867 dan ditumbangkanya keshogunan keluarga Tokugawa..  

Kedatangan Bangsa Barat di Jepang

            Jepang secara geografis terisolasi dari daratan Asia dan negara-negara lain, hingga membuat masyarakat Jepang sangat kaku dalam pola pemikiran dan perpindahan penduduk ke luar negeri. Bangsa Barat pertama kali datang adalah bangsa Portugis pada tahun 1543 menuju Cina dengan melintasi pantai pulau Tanegashima. Setelah itu, banyak kapal dagang Spanyol, Jerman, dan Inggris datang ke Jepang. Bangsa barat kala itu menyebarkan agama nasrani, yang tidak disukai oleh shogun Lemitsu. Untuk membendung pengaru kristen dalam negara maka diberlakukannya politik isolasi. Pada tahun 1663 kapal-kapal Jepang dilarang melakukan pelayaran keluar negeri terkecuali mendapatkan izin dari shogun, orang Jepang yang tinggal diluar negeri selama lima tahun dilarang kembali. Menurtnya agama nasrani dapat merusak etik feodal dari sistim feodal di Jepang.  Politik isolasi yang diterapkan oleh shogun, pedagang-pedagang asing dilarang keras untuk berbisnis dengan Jepang kecuali Cina dan Belanda. Hingga pada tahun 1842 pelabuhan-pelabuhan tertentu mulai mengizinkan kapal-kapal asing singgah untuk mengisi bahan bakar dan bahan makanan.
            Kejadian-kejadian di Amerika serikat saat merebut California dari Meksiko (1848) yang akhirnya Amerika Serikat mempunyai pantai yang luas di Pasifik membuat upaya untuk membuka Jepang. Ada rencana ingin dibukanya jalur pelayaran dari Pasifik ke Shanghai. Hal ini membuat Jepang menjadi tujuan dalam jalur pelayaran ini, karena pulau-pulau Jepang terletak pada jalur pelayaran San Fransisco-kepantai China. Pulau-pulau Jepang atas laporan dari Belanda memiliki endapan batu bara, dan dimungkinkan sebagai tempat singgah kapal.
            Kedatangan Komodor Angkatan Laut Amerika, Matthew Calbraith Perry pada tanggal 8 Juli 1853, tiba di Uraga dimulut Teluk Edo dengan sejumlah meriam dan pesan dari presiden Millard Filmore yang berisi bahwa Jepang diharuskan membuka pelabuhannya bagi perdagangan Amerika, kalau tidak maka akan digempur. Setelah satu tahun menunggu jawaban Jepang atas pesan itu, akhirnya shogun menyerah dan menandatangani persetujuan yang dinamakan Perjanjian Kanagawa yang ditandatangani pada tanggal 31 Maret 1854. Perjanjian itu berisi ketentuan sebagai berikut:
·         Jepang diharuskan menyediakan bahan bakar dan makanan untuk kapal-kapal Amerika.
·         Jepang akan menolong awak kapal yang rusak.
·         Membuka pelabuhan Shimoda dan Hakadote dan diizinkan membuka konsulat.
·         Jepang akan memperlakukan Amerika Serikat sebagai negara yang paling dipentingkan.    
Persetujuan ini akhirnya diikuti oleh persetujuan dengan Inggris, Rusia, dan Belanda. Jadi berakhirlah politik isolasi Jepang.
            Adanya perjanjian Kanagawa, membuat Amerika Serikat langsung menunjuk Townsend Harris sebagai konsulat Jepang. Pada tahun 1858, diadakan perjanjian persahabatan, perniagaan dan pelayaran dengan A.S., yang akhirnya diikuti pula oleh Rusia, Inggris, Belanda dan Perancis. Isi perjanjian itu adalah dibukanya pelabuhan Kanagawa, Nagasaki, Niigita, dan Hyogo, dibukanya pasar Edo dan osaka, perdagangan bebas, ditegakkanya konsesi-konsesi. Perjanjian dengan negara-negara barat berakibat buruk bagi Shogun dan dan Bakhufu, yang nantinya wewenang mereka semakin menurun.
            Perjanjian Shimoda tidak mendapat dukungan dari Tenno. Tenno tidak bersedia menandatangani perjanjian dengan Amerika, yang akhirnya shogun menandatangani perjanjian ini sendiri. Ia juga mengangkat ahli waris calon pilihannya sendiri, yaitu Iemochi dan membungkam pihak oposisi. Berarti shogun telah mengabaikan keinginan raja dan menimbulkan Daimyo yang pro-tenno dan anti shogun adalah tindakan yang lancang dan dijadikan alasan untuk menjatuhkan shogun.
            Akibat dari pembukaan Jepang bagi bangsa asing adalah meluapnya perasaan anti-shogun, memperkuat gerakan pro-tenno, adanya pemberontakan dari Satsuma dan Chonsu pada tahun 1863, dan yang paling penting adalah Restorasi Meiji. 

Jepang Menjadi Negara Besar  Dengan Restorasi Meiji (Meiji Ishin) 

            Ada hal yang menyebabkan tenno kembali berkuasa di Jepang. Salah satunya adalah berkembangnya kembali shintoisme. Shintoisme mengajarkan bahwa tenno adalah keturunan dewa Ameterasu (dewa matahari) yang harus dihormati. Ajaran shinto ini di jadikan sebagai agama negara. Tiap penduduk harus tunduk terhadap ajaran agama ini. Hal ini menjamin persatuan nasional bangsa Jepang. Permusuhan antara keluarga Tokugawa dengan Satsuma dan Chonsu menjadi sebab yang kedua, dikarenakan keluarga Tokugawa sejak tahun 1603 telah mengambil alih pemerintahan. Kedudukan keluarga Tokugawa sebagai pemegang kekuasaan yang cukup lama membuat para daimyo yang lain merasa iri dan menginginkan juga jabatan tersebut. Pembukaan Jepang oleh Tokugawa menimbulkan sebuah pemberontakan Satsuma dan Chonsu pada tahun 1863. Hal ini dikarenakan tidak menguntungkan mereka sebagai golongan samurai. Perdagangan teh dan sutra kala itu meningkat dan akhirnya menimbulkan kaum baru yang kaya (zeibatsu). Pembukaan Jepang dijadikan sebagai alasan untuk menurunkan kedudukan shogun dan mengembalikan tenno sebagai penguasa karena lebih bermanfaat bagi kedudukan mereka.
            Setelah tumbangnya kekuasaan Tokugawa dan naiknya Mutsuhito Meiji sebagai Tenno, Jepang memasuki era modernisasi. Ia melakukan suatu restorasi atau pembaruan,di segala bidang politik dan sosial Jepang. Restorasi ini dikenal sebagai Restorasi Meiji. Ia mengeluarkan proklamasinya pada tanggal 6 april 1868 yang isinya sebagai berikut:
ü  Dibentuknya parlemen
ü  Harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa
ü  Semua jabatan terbuka untuk semua orang
ü  Adat istiadat yang masih kolot harus dihapuskan
ü  Mendapat ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk keperluan negara
Tenno Meiji memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo. Berdasarkan Shintoisme, maka diciptakan bendera kebangsaan Jepang yaitu Hinomaru dan lagu kebangsaan Kimigayo. Dengan demikian Restorasi Meiji memberikan kemajuan besar bagi perkembangan Jepang dan masuknya Jepang ke dalam komunitas dunia yang lebih modern.  

Modernisasi Jepang 

            Restorasi Meiji membawa dampak dalam berbagai bidang pembangunan di Jepang. Mereka berpaling ke barat untuk mencari contoh-contoh agar menjadi sebuah negara yang modern. Ada beberapa hal yang diperbaharui seperti dalam bidang:
1.      Pemerintahan dan undang-undang
Jepang dibawah Meiji, dari sisi ideologi dan kelembagaan adalah sebuah campuran barat-cina-jepang. Negara harus membentuk sebuah kabinet yang bertanggung jawab kepada raja dan dibentuk parlemen. Undang-undang dasar telah disahkan oleh tenno pada tanggal 11 Februari 1890.  Digantikannya peran daimyo dengan gubernur, yang berarti sistem feodalisme telah dihapuskan dan tanah mereka diserahkan kepada tenno. Kelas samurai dihapus dan para mantan samurai dipekerjakan sebagai pegawai administrasi atau pengusaha, namun sebagian di antaranya menjadi orang miskin karena tunjangan untuk para samurai dihapuskan.
2.      Angkatan perang
Angkatan perang dibangun secara modern, Angakatan Darat dipimpin oleh keluarga Choshu yang mempelajari sistem militer dengan Jerman. Angkatan Laut kemudian dipimpin oleh keluarga Satsuma yang bekerjasama dengan Inggris. Berlakunya wajib militer untuk warga laki-laki yang telah berusia dua puluh tahun. Mereka dilatih militer, dan apabila telah menguasai teknik militer mereka dikirim ketempat-tempat perbatasan yang berbahaya. Hal ini dilakukan demi menumbuhkan semangat cinta tanah air dan pengabdian kepada negara. Adanya semangat Bushido, sebagai jiwa ketentaraan para prajurit. Pembentukan kementrian pertahanan yang langsung bertanggung jawab kepada Tenno. Kementrian pertahanan Jepang makin lama makin kuat dan akhirnya menjadi suatu Gunbatsu(pemerintahan diktator mliter). 
3.      Perekonomian dan industri
Berkembangnya pendidikan dan teknologi, menjadikan industripun berkembang semakin maju.  Pemerintah membuat suatu nasionalisasi perusahaan, seperti pada perusahaan galangan kapal dan pabrik senjata milik bakufu dan para tuan tanah feodal. Kemudian meluas dengan menasionalisasikan perusahaan kereta api, telegraf, dan telepon. Kementerian Pekerja Umum dibentuk dibawah Ito Hirobumi pada tahun 1870. Kementerian ini banyak mempekerjakan teknisi dan penasihat asing. Selain itu banyak perusahaan swasta yang bergerak dibidang perdagangan seperti sutra, tekstil,perkapalan dan perbankan. Bank of Japan(1877) bergerak mengendalikan perbankan, sedangkan Yokohama Specie Bank mengendalikan valuta asing. Akibat majunya industi dan kapitalisme di Jepang maka wajah dan watak masyarakat Jepang mengalami suatu perubahan.
4.      Pendidikan
Pendidikan di Jepang setelah adanya restorasi Meiji menjadi bergaya barat. Dibentuknya sistem pendidikan dasar berdasarkan undang-undang pendidikan tahun 1872. Anak-anak yang berusia enam tahun diwajibkan untuk belajar. Fasilitas pendidikan semakin bertambah dengan didirikannya sekolah guru (1872), sekolah menengah (1881), sekolah menengah atas (1886), dan beberapa universitas, salah satunya adalah Universitas Kerajaan Tokyo pada tahun 1886. Pelajar-pelajar Jepang banyak yang dikirim keluar negeri guna mempelajari teknologi ,ilmu pengetahuan, dan kebudayaan barat. Ada suatu dekrit pendidikan pada tahun 1890 yang mewajibkan agar para anak setia dan hormat pada orang tua, undang-undang dan hukum. Pemikiran Tenno untuk mengeluarkan dekrit pendidikan dipengaruhi oleh guru konfusiusnya, Motoda Eifu. Ia mengutuk perilaku meniru tanpa berpikir panjang cara-cara barat mengajarkan anak-anak di Jepang. Buku pelajaran wajib harus memuat unsur budi pekerti, cinta negara dan semangat mengagungkan raja. Buku-buku disekolah di saring kembali untuk menghindari kebudayaan barat yang tidak diinginkan. Di setiap sekolah, potret aatu gambar raja dan salinan dekrit pendidikan ditempatkan disetiap ruang sekolah.   Hal inilah yang membuat Jepang semakin maju, dan teknologinya hampir setara dengan orang Eropa.




BANGKITNYA MILITER JEPANG

Restorasi Meiji melakukan banyak sekali perubahan di Jepang, hampir semua bidang mengalami perubahan termasuk dibidang militer. Pada masanya (diakhir abad ke-19) pembentukan angkatan bersenjata gaya barat dipandang sebagai alat untuk memulihkan kemerdekaan negeri itu,[1] ide tersebut sebenarnya sudah diajukan ke pihak Amerika Serikat tetapi selalu membuahkan kegagalan disebabkan karena adanya tentangan dari pihak Inggris. Sehingga Jepang merasa tidak puas, sebab pada masa perang dunia pertama Jepang juga bersumbangsih atas kemenangan sekutu. Hal inilah yang menurut Jepang suatu ketidak adilan
Untuk mengawal suksesnya Restorasi Meiji diperlukan factor-faktor pendukung dan pendorong untuk mencapai tujuan-tujuannya. Kadang-kadang  kekuatan militer menjadi metodenya selain pendekatan ekonomi dan wilayah untuk mewujudkan sebuah generasi bari pemimpin Asia Timur yang mereka harap akan mampu berperan sebagai pertahanan ampuh melawan Barat, dan proses ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Jepang. Metode ini terkadang menimbulkan peperangan diberbagai daerah. Sikap militeristik Jepang ditingkatkan sebagai pemimpin pemerintahan menyadari kebutuhan untuk menjamin pertahanan negara melawan Rusia dan kekuatan Barat lainnya.
Kelemahan dan perpecahan didalam Cina dan Korea pada bagian kedua abad ke-19 pun dilirik oleh pihak pemimpin-pemimpin Jepang. Jepang berambisi untuk menanamkan hegemoninya di Asia Timur. Pemerintah Jepang akhirnya memperhitungkan untuk berkonfrontasi oleh Cina dengan matang. Konflik dengan Korea sebenarnya sudah lama tetapi berhasil diredakan dengan perjanjian damai, tetapi pada tahun 1894 Jepang semakin mantap untuk memilih turun ke medan perang. Sebuah pasukan dikirim dan mendarat di Korea.[2] Kesuksesan pun segera diperoleh, tidak saja ketika melawan pasukan Korea, tetapi juga ketika berhadapan dengan paukan Cina yang dikirim untuk membantu pasukan Korea, tetapi hasilnya adalah Jepang secara singkat dapat menduduki Korea dan Cina meminta damai.

Perang Jepang-Cina (1894-1895)
Pada  tahun 1894 Jepang pergi berperang dengan Cina atas Korea. Lagi-lagi Cina kehilangan perang laut modern dan harus menyerahkan Formosa (Taiwan) dan Semenanjung Liaotung ke Jepang, Korea mengakui kemerdekaan, untuk membuka port perjanjian baru, untuk membayar ganti rugi yang besar ke Jepang, dan memberikan kepada Jepang semua keuntungan sampai sekarang mendahului oleh orang Barat di bawah perjanjian yang timpang.[3] Jepang yang sejak dahulu menginginkan China untuk menopang segala kekuarangan sumber daya yang ada di Jepang.

Perang Rusia-Jepang (1904-1905)
konflik militer di mana kemenangan Jepang memaksa Rusia untuk menghentikan kebijakan ekspansionis di Timur Jauh, menjadi kekuatan Asia pertama di zaman modern untuk mengalahkan kekuatan Eropa. Perang Rusia-Jepang berkembang dari persaingan antara Rusia dan Jepang untuk dominasi di Korea dan Manchuria. Pada tahun 1898 Rusia telah mendesak Cina ke pemberian itu untuk sewa strategis pelabuhan penting Port Arthur (sekarang Lü-shun), di ujung Semenanjung Liaotung, di sebelah selatan Manchuria. Pertempuran akhir perang tanah bertempur di Mukden pada akhir Februari dan awal Maret 1905, antara pasukan Rusia yang berjumlah 330.000 orang dan 270.000 total Jepang. Setelah berjuang lama dan keras kepala yang berat dan korban di kedua belah pihak, komandan Rusia, Jenderal AN Kuropatkin, pertempuran terhenti dan menarik pasukannya ke utara dari Mukden, yang jatuh ke tangan Jepang. Kerugian dalam pertempuran ini sangat berat, dengan sekitar 89.000 Rusia dan Jepang 71.000 korban.
pada 27-29 Mei, 1905, dalam pertempuran di Selat Tsushima, Laksamana Togo Heihachiro utama armada Jepang menghancurkan Armada Baltik Rusia, yang dipimpin oleh Laksamana ZP Rozhestvensky. Bersama dengan meningkatnya kerusuhan politik internal di seluruh Rusia, di mana perang tidak pernah populer, membawa pemerintah Rusia ke meja perdamaian. Presiden Theodore Roosevelt dari Amerika Serikat berfungsi sebagai mediator pada konferensi perdamaian, yang diadakan di Portsmouth, NH, US (9 Agustus - 5 September, 1905). Dalam hasil Perjanjian Portsmouth, Jepang menguasai Liaotung dari Semenanjung (dan Port Arthur) dan kereta api Manchuria Selatan (yang menuju ke Port Arthur), serta separuh dari Sakhalin Island. Jepang menang dalam pertempuran melawan Rusia. 

SEKILAS SUASANA PENDUDUKAN JEPANG

Dengan kehadiran pasukan Jepang sejak berkobar Perang Pasifik, rakyat di wilayah taklukan tersebut memiliki pendapat yang saling berbeda. Ada yang menilai bahwa Jepang memang tulus memerdekakan Timur, ada yang menilai Jepang hanya mementingkan diri sendiri dan ada pula yang menilai bahwa bagaimanapun perilaku Jepang kerja sama dengan Jepang diperlukan untuk meraih kemerdekaan. Pendapat berbeda ini juga ada di Hindia Belanda.
Sikap Cina, Korea dan Filipina telah jelas: lawan Jepang! Dari ketiga bangsa ini, Korea boleh dibilang sangat lemah perlawanannya. Umumnya perlawanan tersebut dilaksanakan di luar negeri. Cengkeraman Jepang yang sangat kuat nyaris sempurna menutup peluang melawan. Dari seluruh wilayah taklukan Jepang, Korea yang paling dekat dan tentunya paling mudah diawasi Jepang.
Pendudukan Jepang di Korea menampilkan 2 aktivis kemerdekaan yang menonjol yaitu Syngman Rhee dan Kim Il-sung. Akibat kegiatannya, Rhee terpaksa meninggalkan Korea dan menetap di AS. Di pengasingan, dia menghimpun orang Korea di AS untuk menyiapkan kemerdekaan. Dia kembali ke Korea pada 1945 dan menjadi presiden Korea Selatan pada 1948. Kim Il-sung melawan Jepang juga dari luar negeri. Dia memilih faham komunis sebagai ideologi gerakannya. Selama 1941-1945 dia bergerilya di Manchuria dengan dukungan rahasia US. Dia juga kembali pada 1945 bersama pasukan US dan menjadi presiden Korea Utara juga tahun 1948.
Di Korea, rezim Jepang berusaha melaksanakan Jepangisasi. Orang Korea harus menerima budaya Jepang dan agama Shinto. Mungkin kita mengira bahwa hal tersebut mudah mengingat kedua bangsa tersebut serumpun. Faktanya tidak semudah itu, walaupun serumpun Korea benci dengan proyek tersebut. Jelas ada beberapa hal yang merupakan ciri khas Korea. Hal tersebut berlaku juga pada bangsa lain. Bahkan dalam satu bangsa terdapat beberapa suku yang tentunya memiliki ciri sendiri semisal bangsa Indonesia, tidak dapat dipaksakan untuk seragam dalam segala hal.
Perilaku merendahkan dari orang Jepang adalah hal lain yang dibenci orang Korea. Ada beberapa tempat yang terlarang didatangi orang Korea atau hanya untuk orang Jepang semisal restoran, toko atau sekolah tertentu. Orang Korea yang berdinas dalam militer dan sipil Jepang cenderung mendapat penghasilan yang lebih kecil tapi pekerjaan lebih sulit dibanding orang Jepang. Kesalahan sekecil apapun dapat dihukum berat. Tak heran jika ketika Korea baru bebas, bangsa itu kekurangan sumber daya manusia yang bermutu akibat pembatasan di bidang pendidikan dan kesempatan lain. Korea harus bekerja keras mengejar ketertinggalan dan boleh dibilang sukses walaupun dalam bidang berbeda. Korea Utara unggul dalam militer dan Korea Selatan unggul dalam ekonomi.nMengingat keterbatasan data, tak banyak yang dapat disajikan tentang suasana pendudukan Jepang dan perlawanan Korea.
Di Cina, peluang melawan sangat besar karena sebagian besar wilayah Cina masih bebas. Tapi sayang, Cina dilanda perang saudara –terutama antara komunis dengan nasionalis– sehingga sulit membentuk gerakan perlawanan terpadu. Usaha bersatu selalu gagal karena perbedaan ideologi yang jelas.
Sejak tahun 1934 komunis pimpinan Mao Tse-tung memilih Yenan sebagai markas pusat karena didesak oleh nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek. Wilayah tersebut kering dan miskin. Kedua fihak tersebut muncul akibat Revolusi Cina yang berkobar sejak 1911, revolusi untuk meruntuhkan Dinasti Manchu (1644-1912) dan mengubah Cina menjadi republik. Pada awalnya komunis dan nasionalis bersatu di pimpin oleh Sun Yat-sen, tokoh nasionalis. Pada tahun 1925 Sun wafat dan diganti oleh Chiang, Chiang makin lama makin kurang suka dengan komunis dan melaksanakan pembersihan besar-besaran terhadap komunis pada 1927. Selama beberapa tahun internasional mengakui nasionalis sebagai pemerintah yang sah di Cina.
Sejak tahun 1938 Chiang Kai-shek menetap di Chungking, kota di tepi Sungai Yangtze jauh di pedalaman. Pasukan Jepang telah memaksa Chiang melepas Nanking pada Desember 1937 yang sekian lama menjadi ibukota nasionalis. Harapan Chiang untuk melibatkan negara lain –khususnya AS– berperang melawan Jepang tercapai setelah peristiwa di Pearl Harbor. Cina perlu hubungan ke luar negeri dan itu sulit dilaksanakan mengingat pesisir telah direbut Jepang dan kekurangan fasilitas perhubungan. Ketika Perang Pasifik berkobar AS dan Inggris berusaha membangun pangkalan di India untuk membantu Cina, juga beberapa pangkalan Sekutu dibangun di Cina. Penaklukan Birma mempersulit pengiriman bantuan.
Mengingat Cina adalah negeri luas, alam tak ramah, penduduk yang banyak dan ulet serta faktor lain telah menjadikan Cina sebagai pengganggu yang menjengkelkan, karena memaksa Jepang harus menahan pasukan sekitar 1.000.000 orang padahal mereka diperlukan di tempat lain. Perlawanan Cina menghambat gerak maju pasukan Jepang ke wilayah lain. Hal itu memberi dalih kepada Jepang untuk bersikap kejam menumpas perlawanan supaya Cina menyerah selekas mungkin. Pembalasan berupa pembantaian, perusakan dan penjarahan besar-besaran tanpa pilih-pilih oleh pasukan Jepang karena perlawanan Cina menjadi menu sehari-hari. Kekejaman tersebut lebih membangkitkan kebencian dari pada ketakutan dan makin menambah perlawanan. Hingga perang usai, Jepang tidak pernah betul-betul menguasai wilayah yang direbut karena diganggu perlawanan Cina.
Bagi Sekutu, menahan pasukan Jepang sebanyak mungkin dan selama mungkin di Cina supaya tidak dikirim ke tempat lain adalah tujuan. Untuk itu Sekutu berusaha membantu Cina supaya mampu berperang selama mungkin. Usaha merebut Birma adalah bagian dari bantuan Sekutu kepada Cina. Juga beberapa personal militer Sekutu dikirim untuk melatih tentara Cina.Bicara tentang perang gerilya, komunis lebih mahir. Keseriusan komunis meraih simpati berakibat banyak warga bergabung. Mao melaksanakan disiplin sedemikian rupa sehingga walau serba kekurangan masih sanggup melawan dengan ampuh.
Kedisiplinan tersebut tidak terdapat pada nasionalis. Pemerintahan Chiang penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Dukungan para tuan tanah dan feodalis lain pada rezimnya berakibat bangkit kebencian rakyat pada rezim, kebencian tersebut bertambah karena kaum feodalis tersebut cenderung bekerja sama dengan Jepang. Hal tersebut dimanfaatkan dengan lihai oleh komunis. Selain melawan Jepang, komunis juga tidak segan bertindak kejam terhadap kaum feodalis sehingga mereka praktis bebas berbaur dengan warga tanpa takut dikhianati. Doktrin Mao adalah “tentara dan warga ibarat ikan dengan air” memang serius dilaksanakan.
Mungkin Cina adalah yang paling berat menanggung derita pendudukan Jepang dibanding yang lain. Sekitar 15.000.000 orang tewas sejak perang berkobar dengan Jepang pada 1937 dengan berbagai sebab antara lain aksi militer maupun dampak tak langsung dari perang semisal kurang gizi dan wabah. Bantuan dari Sekutu jelas tak cukup.
Di Filipina, rakyat relatif cepat pulih dari rasa kaget akibat serbuan pasukan Jepang. Berbagai gerakan perlawanan tampil tapi kadang tidak rukun. Setelah beberapa waktu terjadilah penggabungan: kelompok kecil “diserap” oleh kelompok besar. Muncul nama-nama tokoh perlawanan semisal Luis Taruc, Ramon Magsaysay dan Ferdinand Marcos.
Walaupun MacArthur tahu bahwa gerakan perlawanan ada tetapi tidak jelas nama kelompok dan tokohnya. Sekitar awal 1943 dia mencoba menjalin hubungan dengan Filipina dalam bentuk mengirim spion dengan kapal selam. Selain spion dia juga mengirim berbagai bantuan semisal senjata, amunisi dan radio. Beberapa waktu kemudian jaringan spionase tersebut telah tersebar di seantero Filipina, bahkan ke Manila. Rakyat Filipina makin percaya bahwa Sekutu akan kembali. Pemberian kemerdekaan pada 14 Oktober 1943 praktis diabaikan karena suasananya tetap tidak merdeka. Pemberian kemerdekaan palsu tersebut di atas menampilkan Jose P. Laurel sebagai presiden.
Rakyat Filipina mengembangkan sikap yang mungkin unik terhadap orang yang bekerja sama dengan Jepang. Mereka cenderung menganggap bahwa para antek tersebut berusaha mengurangi kekejaman Jepang dan boleh dibilang hal itu ada benarnya. Para antek tersebut secara rahasia melawan Jepang dan para aktivis kemerdekaan memerlukan mereka untuk mendapat berbagai data.
Pekerjaan spionase memiliki resiko besar. Tidak jarang orang yang tak tahu apapun tentang itu harus menanggung resikonya. Jika seorang spion tertangkap, aparat Jepang segera menciduk orang-orang yang kenal dengannya semisal keluarga dan teman. Selanjutnya pembaca dapat menebak nasib mereka.
Pembantaian warga dan pembakaran desa juga terjadi di Filipina, membunuh seorang Jepang dibalas dengan membunuh atau menangkap banyak orang. Karena itulah MacArthur menghimbau rakyat untuk tidak melawan terang-terangan. Sebelum pasukan Sekutu tiba di Filipina, MacArthur hanya perlu data. Karena itu jarang terjadi pertempuran. Umumnya pertempuran terjadi karena melindungi markas, merebut logistik atau markas Jepang. Pasukan Sekutu menyerbu Filipina pada 20 Oktober 1944, dengan demikian terpenuhilah janji MacArthur yang terkenal I shall return (saya akan kembali).
Di Birma, Jepang juga memberi kemerdekaan semu pada 1 Agustus 1943. Presidennya adalah Ba Maw dan tentaranya adalah Tentara Pertahanan Birma. Tentara ini menggantikan Tentara Kemerdekaan Birma. Walaupun ada pergantian organisasi, pada hakikatnya sama saja yaitu dipengaruhi oleh gerakan “Tiga Puluh Sekawan” pimpinan Aung San, bahkan rezim Ba Maw dipengaruhi olehnya. Ada empat anggota kabinetnya yang sesungguhnya aktivis kemerdekaan.
Selama pendudukan Jepang, Aung San menghimpun kekuatan dan menyebar pengaruh praktis tanpa diketahui Jepang. Agaknya Jepang lebih sibuk mempersiapkan serbuan ke India. Kelak ketika pasukan Sekutu tiba, dia menampilkan niat aslinya: berontak terhadap Jepang. Karena itu praktis tidak ada pemberontakan terbuka hingga tahun 1945, walaupun derita karena pendudukan juga hadir di Birma.
Untuk mempermudah gerakan pasukan dan logistik –antara lain sebagai persiapan menyerbu India– Jepang membuat proyek terkenal dengan nama “Jalur Rel Maut”. Jalur tersebut dibuat untuk menghubungkan Muangthai dengan Birma dengan menggunakan tenaga paksa dari tawanan maupun warga dari berbagai bangsa antara lain Indonesia. Proyek tersebut meminta tumbal besar: ribuan tewas karena kurang kepedulian, perlakuan kejam dan kasus kecelakaan. Selebihnya ada yang terpaksa menetap karena tak mampu pulang atau hilang entah ke mana. Ada juga yang kelak mendapat perawatan dari Sekutu setelah usai perang.
Usaha merebut Birma dimulai pada Oktober 1943 oleh pasukan Cina yang dilatih dan dilengkapi oleh AS di India. Tokoh yang terkemuka di arena ini antara lain Letnan Jenderal Joseph W. Stilwell dari AS dan Laksamana Lord Louis Mountbatten dari Inggris.
Di Malaya (termasuk Singapura), Jepang mencoba memberi perlakuan berbeda antara tiga kelompok besar rakyat Malaya yaitu Melayu, Cina dan Keling. Yang paling menderita adalah Cina sebagai akibat Perang Cina-Jepang II, Jepang secara sistematis membunuh orang Cina dengan berbagai dalih antara lain tuduhan komunis walaupun secara umum orang Cina hidup sebagai kapitalis. Memang ada yang berfaham komunis tetapi mereka lolos dan membentuk kelompok perlawanan. Kelompok yang terkemuka adalah “Tentara Rakyat Malaya Anti Jepang”, kelompok tersebut dibantu orang Inggris yang sempat lolos atau mencoba melaksanakan gerilya yang telah direncanakan sebelum perang. Kadang kala bantuan Sekutu disusupkan kepada mereka.
Orang Melayu mungkin sedikit lebih beruntung. Jepang memerlukan mereka untuk kelak membentuk pemerintahan Melayu masa depan. Demikian pula orang Keling, mereka diperlukan untuk membentuk pemerintahan India. Walaupun demikian, ribuan orang Melayu didaftar untuk ikut dalam berbagai proyek pembangunan antara lain “Jalur rel Maut” di Birma dan Muangthai. Sebagian mereka tewas atau hilang.
Di Hindia Belanda tidak ada yang berubah kecuali pengawasan lebih ketat atau perlakuan lebih kejam. Pada 20 Maret 1942 Jepang mengumumkan larangan membicarakan dalam bentuk apapun soal tata negara. Larangan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga berbagai partai yang dibentuk pada masa kolonial Belanda praktis tak berkutik. Jepang cenderung pada organisasi baru dengan para tokoh yang terkenal sekaligus mau bekerja sama. Secara umum rakyat Indonesia tidak punya pilihan, Belanda tidak mempersiapkan rakyat untuk melawan Jepang. Belanda membiarkan rakyat tak berdaya jatuh dicengkeram Jepang.
Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lain memilih kerja sama dengan Jepang untuk menuju Indonesia merdeka, mereka menempuh itu karena sudah terkenal sehingga sulit untuk sembunyi. Beberapa organisasi dibentuk antara lain “Putera” (Pusat Tenaga Rakyat), secara resmi Putera berfungsi menghimpun potensi rakyat membantu Jepang. Beberapa orang Indonesia diberi jabatan yang dulu terlarang oleh Belanda, atau beberapa jabatan baru diciptakan dan diisi orang Indonesia. Jepang berniat membawa rakyat terlibat perang dengan Sekutu sambil meredam hasrat kemerdekaan. Tapi hal tersebut diketahui oleh para tokoh. Karena itu pada tiap kesempatan mereka mengingatkan rakyat untuk tidak lupa pada tujuan pokok: merdeka! Propaganda anti Sekutu dengan cerdik disusupi dengan propaganda anti Jepang Adapun Sutan Syahrir dan beberapa orang lain memilih jaga jarak dan melawan secara rahasia.
Tanpa propaganda apapun, rasa anti Jepang muncul jua. Dimulai dari larangan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyi “Indonesia Raya”, keharusan menundukkan kepala pada orang Jepang yang ditemui hingga berbagai perlakuan kejam. Pemberontakan muncul antara lain di Aceh, Jawa Barat dan Irian Barat. Di Kalimantan Barat pernah terjadi pembunuhan massal mencakup keluarga sultan, orang Barat dan warga lokal dengan dalih percobaan berontak. Konon di Irian Barat, pernah ada proyek Jepangisasi dengan pembunuhan massal dan wilayah tersebut kelak diisi dengan orang Jepang. Jika proyek tersebut sukses, akan dicoba di tempat lain. Proyek di Irian Barat itu dilaksanakan sambil menumpas pemberontakan yang terjadi. Pembunuhan massal juga terjadi di Kepulauan Tanimbar.
Ketika perang berubah merugikan Jepang, orang Indonesia diizinkan berlatih militer untuk menghadapi kemungkinan serbuan Sekutu. Di Sumatera dibentuk Gyu Gun dan di Jawa dibentuk Peta (Pembela Tanah Air). Selain itu dibentuk pula organisasi semi-militer semisal Hizbullah dan Seinandan. Orang Indonesia yang berdinas dalam militer Jepang disebut Heiho, Jepang menggaji mereka dan bebas mengirim ke berbagai medan perang semisal Birma dan Morotai.
Pada 7 September 1944 Perdana Menteri Kuniyaki Koiso berjanji memberi kemerdekaan kepada Indonesia “kelak kemudian hari”, sejak itu berangsur-angsur kelonggaran diberikan antara lain mengibarkan bendera nasional dan menyanyikan lagu nasional.nSementara itu pasukan Sekutu telah masuk di beberapa tempat di Hindia Belanda yaitu pesisir utara Irian Barat, Maluku Utara dan Kalimantan Timur. Jepang memacu gerak menuju Indonesia merdeka guna mencegah Belanda datang kembali, mengingat Belanda adalah anggota Sekutu dan pasukan Belanda memang bergabung dalam pasukan Sekutu menyerbu wilayah tersebut tadi.
Langkah awal persiapan kemerdekaan adalah membentuk “Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI). Di situ terdapat Soekarno, Hatta, Agoes Salim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Ki Hajar Dewantara, Muhammad Yamin dan lain-lain. Mereka terlibat pembahasan sengit mengenai bentuk Indonesia merdeka. Ada yang mengusulkan Indonesia berdasar Islam dalam arti kewajiban melaksanakan syari’at Islam bagi pemeluknya, ada pula yang menolaknya dengan dalih Indonesia terdiri berbagai umat walaupun kaum Muslim adalah mayoritas. Pembahasan tersebut kemudian menghasilkan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta 22 Juni 1945.
BPUPKI diganti dengan “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (PPKI), beberapa orang adalah mantan dari BPUPKI. Kelak PPKI sempat mengalami proklamasi kemerdekaan, pengesahan konstitusi dan pemilihan presiden serta wakil presiden.
Di Indocina, sejak sebelum Perang Dunia II telah ada gerakan kemerdekaan. Tokoh yang terkemuka adalah Ho Chi Minh, pada 1920 dia membentuk “Partai Komunis Vietnam” dan pernah berontak melawan kolonial Perancis. Pemberontakan tersebut gagal, tapi peristiwa tersebut telah menempatkan komunis sebagai aktivis kemerdekaan paling tangguh di Indocina. Pada tahun 1941 dia membentuk “Vietminh” (Liga Kemerdekaan Vietnam), ketika itu pasukan Jepang telah masuk Indocina dengan persetujuan pemerintahan Perancis pro Nazi, yang dikenal dengan sebutan “Vichy”.
Hingga Maret 1945 hubungan Perancis-Jepang di Indocina relatif baik. Jepang hanya perlu Indocina sebagai pangkalan militer, adapun urusan sipil tetap wewenang Perancis. Sejak tahun 1932 Raja Bao Dai berkuasa di bawah Perancis, tugasnya praktis hanya lambang. Ketika Jepang menghapus kolonialisme Perancis, kekuasaan Raja Bao Dai ala Perancis tetap dipertahankan. Raja berusaha meraih kekuasaan lebih dari sekedar lambang namun gagal. Sulit mengajak orang bekerja sama dengan suasana tidak menentu, orang Vietnam yang cakap cenderung lebih suka melawan Jepang dari pada kerja sama.
Sekutu pernah mencoba menjalin hubungan dengan Vietminh, beberapa spion dikirim menemui Ho Chi Minh. Hasilnya adalah Vietminh mencari data Jepang dan pilot Sekutu yang jatuh, Sekutu memberi senjata dan perlengkapan lain. Ketika perang usai Vietminh kuat di utara dan membentuk Republik Demokrasi Vietnam di Hanoi.
Di India, pasukan Jepang sempat masuk pada 8 Maret 1944 tetapi dipaksa pergi pada 8 Juli 1944 setelah pertempuran sengit dekat perbatasan Birma-India. Jepang sempat membentuk tentara India pro Jepang yang dikenal dengan “Tentara Nasional India” (INA) bersama aktivis kemerdekaan bernama Subhas Chandra Bose. Tentara tersebut umumnya beranggota orang India yang berdinas dalam militer Inggris dan ditangkap Jepang di Birma dan Malaya. Jepang menggunakan mereka untuk bersama menyerbu India dan membangkitkan pemberontakan terhadap kolonial Inggris. Usaha merebut India gagal, INA bubar setelah Sekutu merebut Birma dan Bose tewas dalam suatu perjalanan dengan pesawat Jepang.
Secara umum suasana pendudukan Jepang boleh dibilang sama terutama dalam arti mendapat derita yang sama yaitu:
  1. Serba kekurangan, tujuan perang Jepang adalah merebut wilayah untuk dikeruk sumber alamnya, diisi dengan bangsa Jepang dan menjadi wilayah pemasaran barang serta jasa. Harta paling berharga adalah firdaus tropis Hindia Belanda: sumber alam kaya, wilayah luas, letak strategis dan rakyat masih bodoh. Bahkan bukan hanya sumber alam yang dikeruk, tetapi berbagai fasilitas juga diangkut semisal rel, lokomotif, gerbong, mobil, truk, bis, tiang listrik, pagar sampai besi tua. Tekstil sedemikian langka sehingga banyak orang menutup tubuh –dan jenazah– dengan karung.
Perhiasan perempuan juga tak luput dari permintaan untuk disumbangkan, banyak yang mencoba menyembunyikan antara lain dengan dikubur.
Kelaparan tak terelakkan, beras –sama halnya dengan tekstil– berlimpah tapi hampir semua disimpan dalam gudang untuk persiapan perang. Pada perioda tersebut sudah menjadi pemandangan biasa melihat mayat terkapar di mana-mana atau orang dengan kulit pembungkus tulang karena kelaparan.
Jepang menghadapi masalah pengiriman ke dan dari Jepang. Sejak 1943 kapal selam Sekutu berkeliaran mencari mangsa dan mengirim kapal-kapal Jepang ke dasar laut. Akibatnya ganda, serba kekurangan di luar dan dalam negeri.
Untuk meningkatkan produksi pangan terutama beras, hutan dibuka untuk lahan pertanian dan perkebunan. Mengingat suasana darurat, pembukaan hutan dilaksanakan tanpa perhitungan cermat. Hasilnya, kekeringan di musim panas dan kebanjiran di musim hujan.
  1. Serba ketakutan, turut menyumbang suasana ini. Antara lain tak jelas apakah besok dapat makan atau belanja.
Aparat Jepang sangat mudah curiga dan dengan demikian sangat mudah menuduh, menangkap, menyiksa, membunuh orang dengan tuduhan spionase anti Jepang. Yang menjadi sasaran kecurigaan ini umumnya kelompok menengah ke atas. Kaum intelek dicurigai sebagai antek Barat dan kaum kaya dicurigai membiayai kegiatan anti Jepang. Aparat yang terkenal dalam hal ini adalah Kenpeitai, semacam polisi rahasia. Kekejamannya selevel dengan rekan Jepang di Barat selama Perang Dunia II yaitu Gestapo, polisi rahasia Jerman perioda Nazi.
Untuk mengeruk sumber daya alam perlu sumber daya manusia, demikian pula untuk proyek pembangunan dan perawatan. Aparat Jepang tidak segan menciduk orang seenaknya untuk tujuan tersebut. Ada juga yang ditipu dengan janji mendapat pekerjaan enak dan penghasilan enak. Sampai di tujuan bukan kedua hal tersebut yang dijumpai tapi segala yang tidak enak mencakup pekerjaan, perlakuan dan lingkungan. Sumber daya manusia demikian lazim disebut romusha (prajurit kerja). Mereka dikirim sesuai kebutuhan semisal proyek “Jalur Rel Maut” Birma-Muangthai.
Jepang juga pernah membangun jalur rel Sijunjung-Pekanbaru menembus hutan, rawa dan menyeberangi sungai dengan tenaga romusha. Para tawanan juga digunakan, ada orang Belanda, Inggris, Australia dan Amerika.
Untuk menghadapi kemungkinan serbuan Sekutu maka perlu membangun kubu pertahanan semisal bunker, gua dan benteng. Tenaga yang paling murah tentu siapa lagi kalau bukan romusha. Maka bekerja keras dan diperlakukan keras para romusha membangun kubu pertahanan. Ada yang selesai ada pula yang tak kunjung selesai. Semua proyek tersebut minta korban besar: tewas, hilang atau cacat.
Bangsa Jepang memang ahli membangun di dalam tanah. Kisah Perang Pasifik penuh dengan perang dari gua ke gua mengingat gua sulit direbut sekaligus mudah dipertahankan. Sekutu belajar merebut atau menghancurkan gua pertahanan dengan korban begitu besar.
Jika romusha adalah penderitaan untuk lelaki, maka ada pula penderitaan untuk perempuan yang dikenal dengan istilah juugun ianfu, yang diterjemahkan dengan perempuan penghibur atau comfort woman. Perekrutannya mirip dengan romusha: paksa atau tipu. Ditipu dengan janji pekerjaan dan penghasilan enak, atau janji akan disekolahkan di Jepang. Sampai di tujuan bukan sekolah yang dijumpai tetapi bordil, yang dikenal dengan istilah rumah panjang, rumah kuning atau rumah bambu.
Bordil tersebut terutama disediakan untuk militer mengingat resiko pekerjaan yang lebih berat dari pada sipil. Ketegangan akibat perang memerlukan ketenangan dan rumah bordil adalah tempatnya. Jepang membangun banyak  bordil: tersebar dari Manchuria di utara hingga New Britain di selatan. Sekitar 200.000 perempuan berbagai bangsa direkrut jadi juugun ianfu. Ada Korea, Cina, Indonesia, Filipina, Belanda dan lain-lain. Mereka umumnya harus melayani sekitar 30-40 orang per hari. Sama hal dengan romusha, mereka kurang perawatan. Di kamp tawanan yang dihuni warga negara Sekutu, ada kasus beberapa perempuan dipanggil dengan dalih periksa kesehatan. Dan mereka tidak kembali lagi. Ini jelas membangkitkan ketakutan.
Jenis kekejaman lain yang mengerikan adalah praktek kanibalisme. Masuk tahun 1944 pasukan Jepang harus melepas banyak pangkalan akibat gerak maju pasukan Sekutu. Ada pula beberapa pangkalan yang terpencil akibat gerakan tersebut. Serba kekurangan tak terhindarkan termasuk pangan, kelaparan pun dialami pasukan Jepang. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dipilih cara kanibalisme. Beberapa tawanan diambil dan dibunuh kemudian dijadikan santapan. Sejauh pengetahuan penulis, kasus tersebut banyak terjadi di arena Pasifik Barat Daya.
Sungguh, perilaku kejam Jepang yang juga berlaku terhadap sesama Timur praktis menggagalkan usaha membentuk front bersama “Kawasan Sekemakmuran Asia Timur Raya” pimpinan Jepang. Konferensi mengenai hal tersebut yang dilaksanakan di Tokyo pada November 1943 praktis mubazir karena hanya sukses di atas kertas tapi gagal di lapangan. Sama halnya dengan Jerman, Jepang merasa dirinya sebagai bangsa unggul. Tidak sudi dianggap sederajat walau dengan sesama Timur.
JEPANG DALAM PERANG DUNIA II
Jepang terjun dalam kancah PD II pada tanggal 7 Desember 1941 yaitu dengan menyerang pangkalan militer Angkatan Laut USA di Hawaii.
Adapun sebab-sebab Jepang ikut serta dalam PD II:
1.      Imperalisme Jepang yang erat kaitannya dengan tuntutan Hakko ichi u.
Jepang yang mengedepankan kesatuan atas semua daratan Asia menentang segala bentuk kekuatan yang dilancarkan oleh Barat. Dalam hal ini Jepang memiliki dendam dengan pihak barat dengan banyaknya kecurangan dari pihak barat. Pada perjanjian Shimonoseki merupakan Jepang terlalu disudutkan dengan keputusan Towsend Harris yang meminta hak lebih terhadap Amerika. Jepang yang selalu di rugikan oleh setiap tindakan Negara-negara Barat menghendaki pembalasan dendam terhadap Negara barat dengan menyaingi mereka di segala bidang. Dengan menyadur teknologi dari barat menjadikan kekuatan Jepang menjadi semakin berkembang. Jepang semakin menjadi membenci Negara-negara barat dengan politik Ekonomi perlindungan terhadap hasil industry Negara masing-masing. Jepang yang hanya mengandalkan Industri Sutera mengalami keterpurukan ekonomi Akibat krisis ekonomi global tahun 1929.
Dengan Krisi yang terjadi Jepang mengalami banyak bencana. Kelaparan dan kekurangan dalam sehala bidang. Kondisi yang semakin parah mengakibatkan Jepang mengambil keputusan untuk mencari darah baru, untuk menanggulangi bencana tersebut. Manchuria yang merupakan dataran yang kosong menjadi sasaran untuk Jepang memenuhi kebutuhan negaranya. Jepang yang sangat ambisius melakukan segala tindakan untuk menguasai Manchuria. Dengan mendirikan Negara Boneka Manchuko, membuat Jepang semakin menjadi. Jepang melakukan serangan serangan terhadap tentara Kwantung yang menurut mereka melakukan tindakan yang menurut Jepang menentang semua tindakan Jepang tersebut.
Tindakan ini membuat Liga Bangsa-Bangsa yang meruapakan organisasi yang berperan dalam perdamaian Dunia menjadi geram. Liga Bangsa-Bangsa mengutus beberapa orang untuk menyelidiki segala laporan terhadap seluruh tindakan Jepang. Hasilnya Liga Bangsa-Bangsa memutuskan Jepang harus menarik pasukannya di Manchuria di karenakan Jepang melakukan suatu tindakan yang melanggar HAM.
Perwakilan Jepang dalam Liga Bangsa-Bangsa menyatakan pernyataan tersebut sebagai suatu tindakan menghina Jepang. Dengan hal tersebut perwakilan Jepang di Liga Bangsa-Bangsa menyatakan Pengunduran diri Jepang dari Liga Bangsa-Bangsa.
2.      Keinginan Jepang untuk menggantikan kedudukan Negara-negara barat di Asia.
Jepang yang merasa Ras unggul dari Negara-negara lain di Asia melancarkan serangan untuk menghancurkan segala kekuatan Imperialisme Barat yang menguasai kawasan-kawasan Asia. Jepang mulai melncarkan serangannya dengan menyerang shanghai dan Indo China yang di kuasai oleh Inggris dan Perancis. Mereka memukul pasukan Inggris dan Perancis yang ada di Inggris dan Perancis. Kemudian Jepang memukul mundur tentara di kawasan Philipin dan mulai menghancurkan kekuatan Belanda di Hindia Timur.
3.      Jepang sebagai Negara yang sudah maju, sederajad dengan barat merasa berhak bertindak layaknya Negara-negara barat.
Jepang yang merupakan Negara yang telah bangkit dan menguasai Industri, mereka menganggap bahwa mereka sama derajatna dengan Negara-negara Barat yang merupakan guru dari Bangsa Jepang. Jepang menganggap bahwa setiap
4.      Jepang merasa telah kuat dalam hal militer dengan meniru angkatan darat dari Jerman dan meniru angkatan laut dari Inggris.
5.      Dorongan atas kemenangan Jerman di Eropa yang menandai kemerosotan keuatan Negara sekutu.

Dalam buku sari sejarah Soebantardjo jilid I, dijelaskan bahwa jalannya PD II dapat dibedakan menjadi 3 bagian yakni:
Ø  Tahun 1941-1942
Melalui sejumlah peperangan akhirnya Jepang berhasil menduduki Malaya, Singapura, Birma, Indonesia, Filipina, dan Kepulauan Solomon.
Ø  Tahun 1942
Jepang mulai mengalami kemunduran dalam perang asia pasifik yaitu kekalahan dalam berbagai pertempuran diantaranya kekalahan dalam pertempuran laut karang(4 Mei 1942), kekalahan di Guadalcanal (6 November 1942), pertempuran dikep. Bismarck (1 Maret 1942) disinilah Laksamana Yamamoto gugur.
Ø  Tahun 1943-1945
Karena kekalahan demi kekalahan dalam setiap pertempuran Jepang akhirnya tak kuasa melawan sekutu apalagi setelah sekutu menjatuhkan bom atom, yang membuat Jepang menyerah tanpa Syarat. Pemboman Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, pada tanggal 8 Agustus 1945 Uni soviet menyatakan perang terhadap Jepang, pada tanggal 9 Agustus 1945 Nagasaki dibom atom. Pada tanggal 14 agustus 1945 Jepang Menyerah tanpa syarat.
Penyerahan Jepang tanpa syarat secara resmi ditandatangani pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal perang Missouri di teluk Tokyo.
Isinya antara lain :
  1. Jepang kehilangan Korea, Mansyuria, Formosa, Sakhalin selatan dan Kep. Kuril. Korea akan merdeka, Mansyuria dan Formosa kembali ke China dan Sakhalin selatan dan Kep. Kuril diambil alih oleh Uni Soviet.
  2. Selama perjanjian perdamaian antara sekutu dan Jepang belum ditandatangani, selama itu Jepang akan diduduki oleh tentara sekutu (USA).








           
                         
DAFTAR PUSATAKA

Beasley, W.G..Pengalaman Jepang.2003. Jakarta:OBOR.
Colton, Joel, Abad Besar Manusia-Abad Ke Dua Puluh. 1980. Jakarta: Tira Pustaka.
Yenne,Bill. 100 Peristiwa Yang Berpengaruh Di Dalam sejarah Dunia.1993. Jakarta: Kharisma Publishing Group.
Mizuno,Yu.,d.k.k.Sejarah Dan Kebudayaan Jepang.1989.Japan International Agency.
http://id. militerisme jepang.org.id
P.K.Ojong.Perang Pasifik. . Jakarta: Gramedia


[1]
[2]
[3] http://www.onwar.com/aced/data/sierra/sinojapanese1894.htm

2 komentar: