Filosofi
dari mulai terbentuknya Dinasti Yuan
Seorang
pangeran mongol (Temujin) sekitar tahun 1200. Timijin berhasil menundukan dan
mempersatukan suku-suku mongol si bagian sebelah utara pegunungan Altai dan
pada tahun 1206 Timijin memproklamirkan Jengis Khan dan menjadi raja dunia. Dia
menciptakan sebuah mesin perang yang sangat efesien, mobil dan setia meskipun
jumlahnya tidak begitu besar (menurut perkiraan yang paling tinggi, bangsa
Mongol terdiri dari szekiotar 2,5 Juta jiwa dan pasti tidak lebih dari 10%
menjadi tentar aktif ). Tentara ini dapat menakhlukkan suatu wilayah yang sangat luas dari China sampai Rusia Selatan , berkat
taktik perang yang unggul dan polotik terror yang sistematis. Penakhlukan
kerajaan His-Hsia di rampungkan pada tahun 1227 dan pada saat itu pula Gengis
Khan wafat. Anaknya Ogodei (wafat 1241)
menaklukkan dinasti Chin pada tahun 1234, sedangkan Sung Selatan baru dapat di
duduki seluruhnya pada tahun 1279, setelah perelawanan yang sengit (yang terkenal adalah pengepungan dari
kota Hsiang yang berlangsung selama lima tahun 1268 – 1273) Sementara
itu pada tahun 1253 kerajaan bangsa Thai, Nan Chao, propinsi Yunan , sampai sekarang hanya sebagian untuk sebagian di huni oleh
orang China di bawah Mongol sebagian dari penduduk daerah ini dijadikan islam. [1]
Kerajaan Yuan mulai ada
dalam 1260 yaitu pada tahun Kublai Khan memakai nama itu di Peking dan berjalan
terus hingga 1368. Sedang kerajaan Sung berakhir dalam 1279. Dengan begitu
Tiongkok, sebagaimana banyak negeri sama dari kota Hsiang yang berlangsung
selama lima tahun 1268 ke laut Hitam dan Teluk Persia, menjadi sebagian dari
kerajaan Mongol yang merupakan kerajaan
paling besar di dunia pada masa itu. Kublai Khan 1260 – 1294 adalah raja mongol
yang pertama memerintah di tiongkok dibawah pemerintahan di bawah mongol sampai
di puncaknya gelarnya sebagai kaisar dalam bahasa Tionghoa adalah Yuan Shi Chou
yang membantu mengurus kerajaan itu yang luasnya meliungkupi dua benua adalah yaitu
benua orang – orang dari Asia dan Eropa. Kublai Khan memerintah Tiongkok dengan
cara Tionghoa sendiri dan dia banyak menurut peraturan kerajaan Sung.[2]
Kepercayaan
Adanya sebuah misi dari
agama khatolik melalui sebuah jalur perdagangan. Nestrorianisme muncul bersama
– sama bangsa Mongol di Tiongkok di
Peking pada tahun 1275 dengan pendirian suatu Bisdom. [3]Gereja
katolik mengharapkan bantuan dari bangsa
Mongol untuk melawan islam
harapan ini diperkuat dari desas – desus bahwa Asia di perintah oleh seorang
raja Kristen bernama pendeta Yohanes. Biarawan
Fransiskan diutus oleh Khan besar
yang beribu kota di Karakorum di
Mongolia. Yang paling terkenal di antara
mereka adalah seorang Belanda Selatan
Willem Van Ruusbroec
( duta dari raja Louis IX dari Perancis ). Bangsa Mongol juga mengirimkan utusan
ke barat seperti Rabban Sauma (
seorang pendeta dari Peking ) pada tahun
1287[4].
Paus juga mengirimkan Sembilan orang
Padri dengan kekluasaan yang mengizinkan
mereka mengangkatnya menjadi arbiskop. Johanes dari Monte Corvino telah
menjalin Perdjanjian Baru dan Mazmur ke dalam bahasa Mongol dan telah dapat
menasranikan 30.000 orang. Orang – orang
Mongol tidak mau terlalu bergantung kepada system pengajaran Confucianisme dan
tertarik pada agama budha namun Gengis Khan sendiri tertarik kepada Taoisme
dengan mendatangkan Chang Chun seorang pentolan taoisme dari Tiongkok ketempat
kediamannya. Dalam hal ini terjadi antara Taoisme dengan Budha yang pada
akhiryna di menangkan oleh golongan Budha, karena golongan Budha menang
golongan Taoisme harus memeluk agama Budha seperti yang telah diperintahkan
oleh Kublai Khan .[5]
Ekonomi
Perkembangan ekonomi
tidak diganggu oleh pendudukan Mongol tetapi justru mendapat kemudahan dengan
adanya dorongan perdagangan bebas dan keamanan di seluruh Negara Mongol. [6]Dengan
diperluas dan di perbaikan saluran besar yang di buat dalam zaman Sui ( 589 –
618 ) mempermudah pengangkutan bahan pokok seperti beras dari Hangchow ke
istana di Cambaluc ( peking).[7]Namun
keadaan ekonomi pada masa Shun Ti atau
Tohan Temur ( 1333 – 1368 ) mengalami penurunan dan kekacauan dengan adanya
inflasi uang yang disebabkan orang – orang Mongol terus – menerus mencetak uang
untuk mengisi kas mereka. Banjir yang disebabkan oleh sungai Kuning membanjiri
gili- gili padi hingga menyebabkan kelaparan karena tidak ditangani.[8]
Pemerintahan
Pada tahun 1313 sistem
ujian Negara di pulihkan kembali meskipun dalam bidang pemerintahan terdapat sisitem pembagian rakyat dan terbagi ke dalam empat tingkatan yaitu :
- Tingkatan pertama adalah bangsanya sendiri
- Tingkatan kedua adalah bangsa asing oaring barat ( semu ) yakni orang – orang Turki, Tibet dan bangsa – bangsa lain di Asia Tengah
- Tingkatan ke tiga adalah bangsa Tionghoa di utara yang dulu menjadi rakyat kerajaan China ( dari bangsa Jurchen )
Tingkatan
ke empat adalah orang – orang Tionghoa yang pernah menjadi rakyat Sung di
selatan dan menjadi bangsa yang paling keras melawan Mongol.Orang – oprang
Tionghoa ini mula – mula tidak diperkenankan mengikuti ujian Negara ketika
diperbolehkan pun mereka tetap dipisahkan dengan keras dari orang – orang yang
berada di tingkatan pertama dan kedua . Secara garis besar Kerajaan mongol
mengadakan perbedaan bangsa dengan rakyat terutama dengan orang – orang yang
pernah melawannya akan diperlakuakan dengan keras[9]. Meskipun begitu sebagian pegawai pamong praja
adalah orang – orang Tionghoa[10].
Pada masa pemerintahan Kubilai Khan banyak terjadi pemberontakan karena dia
dianggap trouble maker bagi kehancuran wilayah Cina[11].
Pada masa pemerintahannya Kanal besar yang dibuat pada masa Dinasti Sui di
perbaiki dan memakai satu juta pekerja paksa yang semuanya adalah rakyat Cina,
telah ada biro perhubungan dan jawatan pos. namun, masih sebatas keperluan
pemerintahan. Orang Uighur dan orang-orang asing pada masa ini juga mendapat
tempat yang istimewah sedangkan orang-orang cina disingkirkan dari pemerintahan
dan hanya mendapat posisi pegawai rendahan. Perlintasan jalur sutra hidup
kembali dengan hidupnya jalur ini kembali maka interaksi antar bangsa menjadi
lebih intensif, bahkan telah pertukaran duta dari setiap negara dan bangsa.
Cina juga dijadikan pusat dari pax-mongolia.
Diplomasi
Setelah
jalur sutra kembali berfungsi banyak utusan dari daerah asia barat dan asia tengah
yang datang berkunjung ke Khan Balik ibu kota Dinasti Yuan, bahkan telah
terjadi pertukaran duta disana. Namun, selain itu Dinasti Yuan merupakan
Dinasti yang didirikan oleh bangsa asing yakni bangsa mongol dengan cara
ekspansi militer ke wilayah dinasti Sung di selatan dan dinasti Chin di utara
yang sedang dijajah bangsa yarchid oleh Kubilai Khan untuk dimasukan dalam satu
naungan pax-Mongolica[12].
Khubilai Khan juga menyerang Jepang hingga dua kali penyerangan dia juga
menyerang kerajaan Champa, Birma bahkan sampai Singosari di Nusantara meski
pada awalnya mengunakan cara baik-baik dengan mengirim utusan kewilayah-wilayah
tersebut dengan maksud ingin diakui dan berikrar di bawah naungan kerajaan
Mongol. Pada saat itu wilayah yang luas dibawah pax-mongolica dikuasai oleh
saudara-saudara Khubilai Khan seperti Iran dikuasai oleh Li Khan, Turkestan,
Sibir dan Khibchak di kuasai oleh para sepupu dan saudaranya ini mempermudah
mempersatukan wilayah tersebut dalam satu naungan yaitu pax-mongolica. Dengan
keadaan toleransi keagamaan yang cukup baik di wilayah yang dikuasai mongol
termasuk di Yuan, maka ini memperlancar hubungan baik antara pemuka agama dunia
ini terbukti dengan adanya surat menyurat antara Paus dengan Kerajaan mongol.
Paus juga mengirim utusan ke Mongol. Karena keadaan perdagangan yang baik pula
maka banyak pedagang barat yang datang ke Kerajaan Mongolia yang termasuk Cina.
Sosial
Budaya
Rakyat
sangat menderita pada saat Dinasty yuan berkuasa dengan adanya klasifikasi
masyarakat yang terjadi dengan bangsa cina mendapat kedudukan terbawah membuat
rakyat cina tidak bisa bersosialisasi, rakyat cina tidak di ijinkan mengikuti
ujian Negara dan mereka tidak di tempatkan pada posisi-posisi tinggi di
pemerintahan, pemerintahan di isi oleh orang-orang asing dan Uighur.
Pembangunan ibu kota KhanBalik yang membutuhkan tenaga banyak ternya sangat
membebani kehidupan rakyat cina, para petani meninggalkan tanah-tanahnya dan
dikuasai oleh kaum Gentry. Karena sarjana cina banyak yang mengganggur akibat
kebijakan pemerintah akhirnya banyak sarjana cina yang menjadi penulis sastra
cina dengan bahasa sehari-hari. Ada juga kebijakan melarang perkawinan campuran
dan peraturan cara menulis dengan cara menulis dengan cara mereka sendiri[13].
Runtuhnya
Dinasti Yuan
Setelah
meninggalnya kubilai Khan kerajaan menjadi terpecah belah menjadi beberapa
bagian yaitu tionghoa, Persia, turki dan lainnya bangsa mongol semakin lemah
pada masa pemerintahan Jen tsung (1312-1321), raja terakhir Shun Ti (1333-1368)
adalah raja yang percaya pada takhayul dan lemah kepribadian dan suka
bersenang-senang dan di bawah pengaruh padre-padri lama dari Tibet. Akibat
bencana banjir sungai kuning menyebabkan para petani tidak sanggup memikul
beban penderitaan dan mengadakan pemberontakan yang dipimpin oleh seorang
Gentri Chu Yuan Cang, pemberontakan yang dia pimpin berhasil menduduki Nanking
1356 dan tak lama kemudian semua provinsi disebelah selatan jatuh ketangannya,
tahun 1368 ia mengerahkan tentaranya menuju utara kekota Raja peking dari
bangsa mongol, lalu kaisar Shun Ti melarikan diri ke Shangtu dan setelah
menduduki kota peking Chu Yuan Chang menjadi raja dan mendirikan kerajaan Ming.
Perkembangan
iptek
Pada
masa dinasti Yuan, yang pada dasarnya adalah sebuah dinasti pemerintahan bangsa
Mongol, namun mereka mempunyai sumbangan yang cukup besar pada dunia ilmu
pengetahuan. Zhu Shijie adalah ahli matematika yang menemukan sesuatu yang
menyerupai segitiga Pascal. Karyanya ini disebut Siyuan Yujian yang berangka
tahun 1303 lebih awal 300 tahun dari penemuan Pascal sendiri[14].
Perkembangan
Seni
Pada
dinasti Yuan, kebanyakan seni mengenai seni pementasan drama. Drama dinasti Yuan (Zaju) adalah awal dari
Opera Peking.[15]
Tokoh
– tokohnya ialah Guan Haqing yang dekat dengan rakyat sehingga karyanya
kebanyakan tentang kondisi suatu Negara, Wang Shifu karyanya mengenai cerita
percintaan (Xixiangji), Zhang Guobin adalah sastrawan wanita yang menulis
sebuah karya yang berjudul Menyambung Kemeja[16].
Perkembangan
militer
Pada
masa dinasti Yuan yang perlu diingat ialah bagaimana para tentara Dinasti Yuan
menginvansi kepulauan Indonesia pada
tahun 1294 dan mendarat di Tuban[17].
Dan
kekalahan armada perang Kubilai khan pada saat menginvasi Jepang, dikarenakan
para tentara tersebut tidak memahami medan lautan, akhirnya seluruh tentara
meninggal tenggelam yang sebelumnya di hantam badai Taaifun[18].
Daftar
pustaka
Geschiedenis
van China
Joe
Lan, Nio. 1952. Tiongkok Sepanjang Abad .
Jakarta : Balai Pustaka
Taniputera,Ivan.2008.History
of China.Jogjkarta: Arr- Ruz Media
http://id.inspiration-inbox.com/2009/08/sejarah-dinasti-yuan-ming-song-sui-tang.html
( diakses tanggal 23/03/2011)
Wiriuatmajda,
Rohciati, Hajjah. 2003. Sejarah dan peradaban Cina.Bandung :Humaniora Utama
Press
[1]
Geschiedenis van China, hal
: 60
[2] Joe Lan, Nio. 1952. Tiongkok
Sepanjang Abad . Jakarta : Balai
Pustaka, hal : 127
[3] Ibid, hal : 132
[4]
Op.cit, hal : 61
[5] Loc,opcit, hal : 132
[6] Geschiedenis van China, hal : 63
[7] Joe Lan, Nio. 1952. Tiongkok
Sepanjang Abad . Jakarta : Balai
Pustaka, hal : 133
[8] Ibid, hal : 134
[9]
ibid, hal : 127
[10] ibid, hal : 128
[11]Wiriuatmajda,
Rohciati, Hajjah. 2003. Sejarah dan peradaban Cina.Bandung :Humaniora Utama
Press, hal: 193
[12]
ibid, hal : 194
[13]
Joe Lan, Nio. 1952.
Tiongkok Sepanjang Abad . Jakarta :
Balai Pustaka, hal : 128
[14]
Taniputera,Ivan.2008.History of China.Jogjkarta: Arr- Ruz Media, hal : 449.
[15]
Ibid, hal 451
[16]
Ibid, hal 452
[17]
Ibid,hal 458
[18]
http://id.inspiration-inbox.com/2009/08/sejarah-dinasti-yuan-ming-song-sui-tang.html
( diakses tanggal 23/03/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar