Selasa, 31 Desember 2013

Tugas Amerika Serikat



Kondisi Ekonomi dan Buruh di Amerika Serikat Pasca Perang Saudara
pada Abad 18 dan 19
Oleh: Reni Wulandari
Jurusan Pendidikan Sejarah Reguler 2011, Universitas Negeri Jakarta

Abstrak
            Paper ini akan mendiskusikan tentang kondisi ekonomi dan buruh di Amerika pasca perang saudara pada tahun 1880 dan 1910. Pada saat yang sama, perkembangan teknologi yang memberikan sumbangan besar kepada produktivitas negara ini terus berlanjut memangkas permintaan akan tenaga kerja terampil. Hal yang lebih penting setelah terjadinya perang saudara adalah perubahan secara mendasar dalam perubahan perekonomian orang Amerika. Serta kondisi para buruh di Amerika yang tidak sesuai dengan jam kerja mereka, namun ada juga keum pekerja dari wanita hingga anak-anak.

Pendahuluan
            Diantara perang dua besar, Perang Saudara dan Perang Dunia I-Amerika Serikat menjadi dewasa. Dalam periode kurang dari 50 tahun, Amerika berubah dari republik pedesaan menjadi sebuah negara perkotaan. Pertumbuhan dan pengaruh ekonomi ini memunculkan juga masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Khususnya kehidupan atau kondisi pekerja industri pada abad ke-19 jauh dari mudah. Bahkan di waktu yang baik pun upah tetap rendah jam kerja panjang, dan kondisi pekerjaan berbahaya. Sedikit saja kemakmuran yang muncul karena pertumbuhan negara ini yang bisa dirasakan para pekerja. Krisis ekonomi yang berkala melanda seluruh negeri sehingga mengikis upah buruh industri dan membuat pengangguran semakin tinggi.
            Pada saat yang sama, perkembangan teknologi yang memberikan sumbangan besar kepada produktivitas negara ini terus berlanjut memangkas permintaan akan tenaga kerja terampil. Namun, tetap saja jumlah buruh yang tidak mempunyai keahlian terus bertambah, hal ini terjadi saat imigran dalam jumlah besaryang belum pernah terjadi sebelumnya, 18 juta orang antara tahun 1880dan 1910, masuk ke Amerika untuk mencari pekerjaan sehingga terjadi perubahan secara mendasar dalam perubahan perekonomian orang Amerika.[1]

Pembahasan
Perkembangan Ekonomi Amerika Serikat Pasca Perang Saudara
            Perang Saudara Amerika tahun 1861 hingga 1865 telah menandai perubahan besar dalam sejarah Amerika. Berakhirnya perang telah menyelesaikan permasalahan yang penting mengenai perbudakan yang telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Selain itu, hal yang lebih penting setelah terjadinya perang saudara adalah perubahan secara mendasar dalam perubahan perekonomian orang-orang Amerika, yaitu perubahan dari perekonomian pertanian ke bentuk perekonomian industri. Hal ini menjadi tanda dimulainya era baru yakni era industri dan big business yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan produksi permodalan sebelum periode Perang Saudara.[2]
            Tahun-tahun sekitar 1870-an sampai 1880-an adalah masa penindasan politik yang reaksioner di seantero Eropa . Ini merupakan hasil kondisi-kondisi eksternal yang pada hakekatnya sama., dengan mendorong terciptanya konservatisme di tahun 1850-an. Yang disebabkan oleh perkembangan kapitalisme yang luar biasa atas negara-negara bangsa. Kesemuanya ini tidak hanya memberikan kepercayaan diri pada penguasa-penguasa kapitalis, namun juga membuat takjub kaum buruh. Membuat kaum buruh terkungkung dalam sistim kapitalis, di bawah negeri kapitalis dan idiologinya. Sikap yang menghamba atau patuh terjadi pada buruh-buruh aristokrat dan birokrat, yang juga mendapatkan jatah dari penghisapan kapitalis, yang dilakukan oleh negeri-negeri yang lebih maju . Nampaknya sudah menjadi hukum sejarah; bahwa dengan semakin mapannya kekuatan material kaum kapitalis, semakin keras pula reaksi-reaksi yang ditimpakkan kapada kaum buruh. Hal ini tercermin dalam pengalaman Amerika Serikat, dari tahun 1923 sampai dengan 1929, dan dari tahun 1923-1929, dan tahun 1947 sampai dengan saat ini.[3]
            Sebelum terjadinya perang saudara mayoritas masyarakat Amerika berbasis ekonomi pertanian. Unit-unit bisnis berskala kecil dan proses industrinya pun saat itu terbilang kecil dan proses produksi industrinya pun saat itu terbilang kecil. Pada dekade pasca perang, industri Amerika kemudian tumbuh pesat dibandingkan negara-negara lain di dunia. Pada masa ini para pengusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan di pasar yang berdampak pada meningkatnya produktifitas pasar.
            Kecenderungan ke arah industrialisasi sudah terlihat pada tahun 1840-an, tetapi dengan adanya perang saudara, proses produksi industrialisasi berada pada tempo yang cepat. Pertumbuhan yang pesat pada bidang manufaktur terjadi anata 1850 hingga 1880. Kebutuhan saat perang telah merangsang pertumbuhan pabrik-pabrik, mempercepat proses ekonomi, bisnis, peleburan besi, energi uap dan listrik, perang juga merangsang perkembangan sains dan penemuan-penemuan lainnya. Tahun 1900-an produksi industri Amerika bahkan 7 kali lebih besar dibanding tahun sebelum 1865 dan peringkat pertama yang sebelumnya menempati posisi ke-4.[4] Perkembangan industri yang pesat berpusat pada industri-industri berat seperti besi, baja serta perkeretaapian dan kemudian merangsang pertumbuhan industri-industri lainnya.
            Pembangunan kereta api yang terdiri dari jalur, lokomotif dan jembatan membutuhkan ketersediaan batu, besi, baja, dan kayu dalam jumlah yang besar sehingga produksi benda-benda tersebut dalam jumlah yang besar. Hasil produksi besi meningkat menajdi tiga kali lipat dari 1 juta ton 1865 menjadi 3 juta ton pada tahun 1873. Dampaknya jumlah area perusahaan yang memprodusi besi Cambria memiliki 40.000 hektar tanah, empat tungku pembakaran, dan memiliki 6.000 pekerja.[5] Produksi batu bara melonjak dari dibawah 17 juta ton di tahun 1861 menjadi mendekati 72 ton tahun 1880.[6] Pada masa ini pertanian Amerika juga berkembang pesat, keberadaan mesin-mesin idustri telah membantu mempermudah proses produksi sehingga membantu meningkatkan jumlah hasil produksi pertanian. Pertanian Amerika kemudian menjadi bagian dalam sistem industri yang modern dan berskala besar. Masa industri yang baru telah dimulai oleh Amerika dan membawa pengaruh besar pada perubahan pola hidup masyarakat Amerika.
            Banyak para ahli yang mengemukkan pendapat mengenai penyebab dari perkembangan ekonomi yang begitu pesat di Amerika, meskipun berbeda-beda tetapi mereka secara umum sependapat dengan beberapa faktor penyebab antara lain:
1.      Penemuan dan perkembangan teknologi: Gelombang penemuan sesungguhnya yang terjadi sebelum masa perang saudara yaitu sekitar tahun 1840-an saat wilayah utara mengalami pertumbuhan ekonomi. Masa perang saudara kemudian merangsang perkembangan ilmu pengetahuan dan mendorong berbagai penemuan-penemuan lain yang dapat menunjang kepentingan perang. Gelombang penemuan penting telah meningkatkan kemampuan produksi negara serta mempermudah dan mempercepat transportasi dan telekomunikasi. Tahun 1846 mesin jahit ditemukan oleh Elias Howe, mesin ini membantu mempersingkat waktu membuat pakaian dari 14 jam menajdi 1 jam.[7] Tahun 1844 Samuel F.B Morse dengan menggunakan dana bantuan dari Kongres sebesar 30.000 dollar untuk membangun kawat antara Baltimore dan Wanshington.[8] Ia kemudian menyempurnakan telegrafi listrik dan segera saja tempat-tempat yang berjauhan di benua ini terhubung oleh  jaringan tiang dan kawat. Tahun 1846-1947 New York telah terhubung dengan Boston, Albany, dan Buffalo, dan ditahun berikutnya dengan Cleveland, Toledo dan Chicago, dan pada tahun 1861 50.000 mil kawat telegraph telah dioperasikan.[9] Pada tahun 1876, Alexander Graham Bell memamerkan pesawat telepon dan dalam waktu cepat 16 juta pesawat telepon telah mempermudah kehidupan ekonomi di Amerika.[10]  Penggunaan listrik pada berbagai hal telah menggantikan kereta dengan tenaga kuda, menggantikan generator dengan motor dan dengan segera lampu-lampu menerangi jalan dan jauh lebih terang daripada lampu minyak.
2.      Sumber daya alam. Kandungan alam Amerika dalam jumlah yang berlimpah seperti, batu bara, minyak, besi, kayu, tembaga, perak dan emas, telah mendorong perkembangan perindustrian Amerika. Perkembangan ekonomi yang menghasilkan mesin-mesin canggih membuat kandungan alam yang dahulu sulit dijangkau menjadi lebih mudah dijangkau.
3.      Pembangunan kereta api. Kehadiran kereta api membawa banyak perubahan dalam seluruh kehidupan Amerika terutama pada bidang perekonomian. Antara tahun 1831 dan 1861, sekitar 30.000 mil jalur kereta api telah dibangun. Selama rentan waktu lima tahun antara tahun 1868 sampai tahun 1873, jalur kereta api yang sudah ada sebelumnya ditambah lagi sepanjang 28.000 mil. Pada tahun 1880, terdapat 93.000 mil jalur di seluruh Amerika. Pembangunan besar-besaran sesudah Perang Saudara terlihat didaerah Ohio dan IIIinois dimana masing-masing negara memiliki jalur kereta api yang jumlahnya melebihi  jumlah keseluruhan jalur yang berada di New England. Pembangunan jalan kereta api terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Amerika. Rata-rata pembangunan jalur kereta api di Amerika jika dihitung sejak tahun 1880 mencapai 200 mil tiap tahunnya. Tahun 1900 terdapat 193.000 mil jalur kereta api di Amerika, ini lebih dari pada jumlah jalur kereta api yang ada di Eropa.[11] Jalur kereta Amerika telah mewakili 40 % dari total jumlah jalur kereta api di dunia. Pembangunan kereta api sangat menunjang kemajuan perekonomian di Amerika. Pembangunan kereta api sendiri sangat membantu mempermudah pendistribusian barang-barang industri dengan cepat, karena sebelumnya pendistribusian dilakukan dengan menggunakan kereta kuda yang sangat memakan waktu. Barang-barang indusri yang didistribusikan dengan bantuan kereta api antara lain: bahan-bahan tekstile dari New England, besi dan baja dari Pittsburgh, domba dari lahan pertanian di Wyoming, dan batu bara dari IIIlionis dan Kansas.[12] Pembangunan kereta api juga mendorong permintaan yang besar pada ketersediaan besi dan baja.
4.      Modal yang berlimpah. Keuntungan besar yang dihasilkan dalam industri manufaktur dan transportasi selama masa pertumbuhan perindustrian Amerika telah memikat para investor-investor baru untuk menanamkan modal mereka. Selain itu pemilik modal yang sebelumnya menanamkan modalnya pada bisnis perkapalan dan pelayaran, menarik modal mereka dan memindahkan pada pembangunan pabrik-pabrik dan pembangunan kereta api. Milyaran dollar modal datang dari  luar negeri terutama dari Inggris.
5.      Persediaan tenaga kerja. Perkembangan perindustrian yang umumnya dibangun dikota-kota besar telah membawa daya tarik bagi penduduk desa datang ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka berpindah daru satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dari satu kota ke kota lainnya dan membuka wilayah baru pemukiman. Gelombang kedatangan imigran ke Amerika untuk bekerja semakin menambah jumlah kelompok pekerja yang menjadi kebutuhan industri saat itu.
6.      Kebijakan pemerintah. Konstitusi Amerika memberikan keuntungan sendiri bagi para industrialis karena peraturan melarang untuk menetapkan pajak pada produk dalam negeri dan menetapkan pajak tinggi kepada produk yang berasal dari luar negeri. Pajak yang melindungi produk manufaktur dalam negeri dari produk luar negeri ini membuat perdagangan domestik menjadi sangat besar dan membawa keuntungan besar bagi para industrialis.
            Kemajuan teknologi pada transportasi dan industri serta peningkatan mekanisme dalam seluruh proses produksi pada bidang industri maupun bidang pertanian telah membuka jalan untuk produksi massal, meningkatkan produktifitas pekerja dan pencapaian ekonomi dalam skala besar.Selain kemajuan sebab-sebab tersebut diatas juga memegang andil pula para usahawan-usahawan besar pada masa itu, seperti Jay C Gould, E. H. Harriman dan James J. Hill pemilik proyek pembangunan jalur kereta api, Andrew Carnegie pemilik industri baja, John D. Rockfeller pengusaha industri minyak, dan lain-lain. Para pelaku bisnis tersebut memiliki tujuan yang jelas yait untuk meraih keuntungan dan untuk mencapai tujuannya tersebut, mereka mampu memainkan dan mengeksploitasi pasar sedemikian rupa sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Berbagai faktor inilah yang membuat perekonomian Amerika mencapai pertumbuhan yang luar biasa pasca Perang Saudara.

Gambaran Kondisi Buruh Di Amerika
            Pasca Perang Saudara, saat Amerika tumbuh menjadi negara industri besar, kebutuhan akan ketersediaan tenaga kerja yang besar menjadi sangat penting. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah besar mengakibatkan dalam waktu singkat kota-kota industri menjadi padat penduduk. Tenaga kerja yang datang ke kota industri adalah kaum urban yang mayoritas merupakan kaum petani. Kebanyakan dari mereka datang kekota karena tidak lagi mampu membeli mesin-mesin baru untuk pertaniannya atau tidak mampu membayar mahalnya ongkos angkut hasil pertanian mereka saat itu, sehingga mereka kalah saing dengan produk industri.
            Kebutuhan akan tenaga kerja juga terpenuhi oleh gelombang kedatangan para imigran ke Amerika baik yang datang dengan kemapuan sendiri atau juga dengan datang melalui agen pencari pekerja seperti American Emigrant Company.[13] Mereka yang datang kebanyakan ingin mencari pekerjaan dan kehidupan yang layak di Amerika. Tahun 1880, sejumlah 5 juta lebih imigran datang ke Amerika.[14] Kebanyakan dari mereka berasal dari Inggris, Irlandia, Jerman, Cina, Jepang, serta dari wilayah-wilayah di Eropa Selatan. Biasanya mereka tinggal berkelompok sesuai dengan daaerah asal mereka dan membangun kehidupan mereka sendiri yang kebanyakan hidup dalam kondisi seadanya.
            Selain dari kaum petani dan imigran, kebutuhan akan tenaga kerja juga tersedia dari kaum wanita dan anak-anak. Para pekerja wanita biasanya terkonsentrasi pada industri-industri yang sifatnya feminis seperti pada industri pengepakan makanan, industri garmen, dan industri percetakan. Para pekerja wanita dan anak-anak ini rela dibayar lebih murah daripada pekerja pria dewasa bahkan dengan jumlah jam kerja yang lebih panjang. Persediaan tenaga kerja yang begitu besar dari kaum petani, imigran, dan wanita telah menyebabkan ketersediaan jumlah tenaga kerja yang berlebih, yang kemudian berakibat pada semakin rendahnya upah bagi para pekerja.
            Kondisi yang dialami oleh kaum pekerja semakin sangat sulit. Mereka menjadi pihak yang lemah dan tertindas terutama menyangkut upah yang mereka peroleh jumlahnya tidak sebanding dengan jam kerja yang harus mereka lalui. Hari kerja biasanya dimulai dari matahari terbit hingga terbenam, pada industri besi jam kerja diberlakukan selama 12 jam sehari dan 6 jam pada hari Sabtu.[15] Mayoritas pekerja mendapatkan bayaran dari 9 dollar sampai 20 dollar setiap minggunya tergantung dari keahlian mereka, sedangkan bagi para pekerja wanita yang tidak memiliki keahlian mereka digaji hanya 2 dollar tiap minggu untuk 60 jam waktu kerja.[16] Selain itu, kondisi tempat kerja pada umumnya jauh dari standard kesehatan dan kurangnya sarana kebersihan dan air bersih menyebabkan munculnya wabah penyakit yang menghinggapi para pekerja.
            Ketidakpedulian pihak pengusaha kepada kaum pekerja didorong oleh kepentingan yang mereka emban. Pengusaha memiliki kepentingan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menakan biaya yang sekecil-kecilnya. Pengusaha dituntut untuk mampu bersaing di pasar bebas, konsekuensinya adalah perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang murah yang dibutuhkan oleh konsumen. Pengusaha juga dituntut oleh para pemegang saham (stockholder) untuk mengembangkan usahanya, menginvestasikan kembali keuntungan perusahaan dan mencari pasar baru sebagai wilayah pemasaran produk-produknya. Demi menghadapi persaingan, untuk mempertahankan serta memperluas pasar dan untuk melakuakn investasi baru maka pengusaha akan menekan biaya tenaga kerja dalam hal ini upah yang rendah.
            Kepentingan pekerja sendiri yaitu mendapatkan upah yang besar dengan jam kerja yang pendek dan dengan kondisi lingkungan kerja yang baik demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Pemerintah pada satu pihak berkepentingan untuk menjaga stabilitas politik dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mempertahankan eksistensi dan pembangunan, dipihak lain juga harus melindungi rakyatnya dari ketidakadilan. Pemerintah sendiri cenderung lebih memilih untuk mengutamakan kepentingan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi daripada kepentingan untuk melindungi pekerja. Dampakny adalah adanya Undang-undang yang dibuat untuk melindungi pekerja, dan mengatur hubungan pekerja dengan pengusaha. Melihat hal itu, untuk memperkuat posisi tawar menawar pekerja terhadap pengusaha , para pemerja Amerika mulai menghimpun kekuatan dengan membentuk serikat-serikat pekerja dengan tujuan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja.

Perjuangan Kaum Buruh
            Kehidupan pekerja industri pada abad ke-19 jauh dari mudah. Bahkan diwaktu yang baik pun upah tetap rendah jam kerja panjang, dan kondisi pekerjaan berbahaya. sedikit saja kemakmuran yang muncul karena pertumbuhan negara ini yang bisa dirasakan para pekerja. Situasi ini lebih buruk lagi bagi wanita dan anak-anak yang merupakan tenaga kerja dengan persentase tinggi di beberapa industri tetapi sering menerima upah yang jauh lebih kecil dari kaum pria. Krisis ekonmi yang melanda seluruh negeri sehingga mengikis upah bruh industri dan membuat pengangguran semakin tinggi.
            Pada saat yang sama, perkembangan teknolgi yang memberikan sumbangan besar kepada produktivitas negara ini, terus berlanjut memangkas permintaan akan tenaga kerja terampil. Namun, tetap saja jumlah buruh yang tidak mempunyai keahlian  terus bertambah, hal ini terjadi saat imigran dalam jumlah yang besra yang belum pernah terjadi sebelumnya, 18 juta orang antara tahun 1880 dan 1910, masuk ke Amerika untuk mencari pekerjaan.
            Sebelum tahun 1874, ketika Massachusetts mengesahkan undang-undang pertama yang membatasi jam kerja bagi para pekerja wanita dan anak-anak paling banyak 10 jam sehari, tak ada peraturan perburuhan di Amerika. Pemerintah federal sendiri baru aktif terlibat pada tahun 1930-an. Sebelum periode itu, bidang ini diserahkan kepada negara bagian dan pejabat lokal. Celakanya, sedikit sekali pejabat yang sudi akan mendengarkan para pekerja seperti halnya ketika mereka mendengar industrialis yang makmur.
            Kapitalisme tanpa campur tangan pemerintah, yang mendominasi paruh kedua abad ke-19 dan membantu penumpukan kemakmuran dan kekuasaan, didukung  oleh pengadilan yang dari waktu ke waktu mengeluarkan putusan yang berlawanan dengan meraka yang menetang sistem ini. Dalam hal ini, mereka hanya mengikuti filosofi yang berlaku pada masa itu. Seperti yang dikatakan oleh John D. Rockefeller, “tumbuhnya bisnis besar adalaah persoalan siapa yang kuat menang.” “Darwinisme Sosial” ini begitu namanya dikenal, mempunyai banyak pendukung yang beragumentasi bahwa setiap usaha untuk mengatur bisnis sama saja dengan menghalangi evolusi alami pada spesies.
            Upaya besar pertama untuk membentuk kelompok pekerja yang berbasis nasional ditandai dengan munculnya The Nobel Order of the Knight of Labor (Orde Mulia Ksatria Pekerja) di tahun 1869. Semula organisasi yang sering melakukan upacara ini bersifat rahasia. Pendirinya adalah Philadelpia. Organisasi ini kemudian terbuka untuk semua pekerja, termasuk kulit hitam, wanita, dan petani. The Knight tumbuh lambat sampai mereka berhasil mengalahkan baron yang menguasai kereta api, Jay Gould, dalam aksi mogok 1880. Dalam satu tahun anggota mereka bertambah menjadi 500.000 pekerja.
            Namun pada akhirnya The Knight of Labor mengalami kemunduran dan tempatnya di pergerakan buruh berangsur-angsur diambil oleh Federasi Buruh Amerika (American Federation of Labor, AFL) yang dipimpin oleh mantan pengurus serikat cerutu, Samuel Gompers. tidak membuka keanggotaan kepada semua buruh mereka memfokuskan diri pada pekerjaan-pekerja yang terampil. Tujuan serikat pekerja ini “murni dan sederhana” dan tidak berhubungan dengan politik: menaikkan upah, mengurangi jam kerja, dan memperbaiki kondisi kerja. Dengan cara ini Gompers membantu menggeser gerakan buruh menjauhi dari pandangan sosialis yang ditawarkan oleh para pemimpin buruh sebelumnya.
            Insiden Haymarket Square terjadi 9 tahun kemudian. Ketika itu, seseorang melemparkan bom ke sebuah pertemuan yang mendiskusikan pemogokan yang sedang berlangsung di McCormick Harverster Company di Chicago. Kerusuhan yang terjadi setelah insiden ini menewaskan 9 orang dan melukai 60 orang. Selanjutnya terjadi kerusuhan pada tahun 1893 di pengecoran baja Carnegie di Homestead, Pennsylvania.  Satu grup yang terdiri dari 300 detektif Pinkreton yang disewa perusahaan untuk membubarkan pemogokan yang dilakukan oleh Gabungan Asosiasi Pekerja Besi, Baja dan Timah, melakukan penembakan dan 10 orang tewas. Garda Nasional dikerahkan, pekerja yang tidak bergabung dengan serikat dipekerjakan, dan pemogokan pun bubar. Serikat-serikat pekerja itu tidak diperkenankan untuk bekerja lagi di pabrik itu sampai tahun1937.[17]

Kesimpulan
            Diantara perang dua besar, Perang Saudara dan Perang Dunia I-Amerika Serikat menjadi dewasa. Dalam periode kurang dari 50 tahun, Amerika berubah dari republik pedesaan menjadi sebuah negara perkotaan. Pertumbuhan dan pengaruh ekonomi ini memunculkan juga masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Khususnya kehidupan atau kondisi pekerja industri pada abad ke-18 dan 19. Selain itu, hal yang lebih penting setelah terjadinya perang saudara adalah perubahan yang mendasar dalam perubahan perekonomian orang-orang Amerika, yaitu perubahan dari perekonomian pertanian ke bentuk perekonomian industri.
            Pada masa ini pertanian Amerika juga berkembang pesat, keberadaan mesin-mesin idustri telah membantu mempermudah proses produksi sehingga membantu meningkatkan jumlah hasil produksi pertanian. Pertanian Amerika kemudian menjadi bagian dalam sistem industri yang modern dalam skala besar. Berbagai penemuan bidang teknolgi yang berkembang sangat pesat. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah besar mengakibatkan dalam waktu singkat kota-kota industri menjadi padat penduduk. Tenaga kerja yang datang ke kota industri adalah kaum urban yang mayoritas merupakan kaum petani. Kondisi yang dialami oleh kaum pekerja buruh semakin sangat sulit. Mereka menjadi pihak yang lemah dan tertindas terutama menyangkut upah yang mereka peroleh jumlahnya tidak sebanding dengan jam kerja yang harus mereka lalui.


















Daftar Pustaka
·         Howard Cincota, ed., Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, terj. Yusi A. Parancom (Jakarta, 2004)
·         Issac Lippincott, Economic Development of the United State (New York, 1933).
·         George Novack, (Terjemahan Indonesia: Abdul Syukri),1999. Sejarah Internasional dan Internasional Kedua.
·         Donald A. Ritchie, Heritage of Freedom : History of The United State (New York, 1985)
·         Bruce Levine, et. al, Who Built America? Working People and the Nation’s Economy, Poltics, Culture, and Society. (New York, 1992)
·         Harold Underwood Faulkner, American Economic History (New York, 1938)
·         Louis M. Hacker and Benjamin B. Kederick, The Making of Modern America: Building the Railroad (New York, 1949)
·         Foster Rhea Dulles, Labor in America (New York, 1960)
·         Gary M. Walton and Hugh Rockoff, History of American Economy (New York, 1994)
.


[1] Howard Cincota, ed., Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, terj. Yusi A. Parancom (Jakarta, 2004)
[2] Issac Lippincott, Economic Development of the United State (New York, 1933), hlm,84.
[3]  George Novack, (Terjemahan Indonesia: Abdul Syukri),1999. Sejarah Internasional dan Internasional Kedua, Bab II
[4] Donald A. Ritchie, Heritage of Freedom : History of The United State (New York, 1985), hlm 399.
[5] Bruce Levine, et. al, Who Built America? Working People and the Nation’s Economy, Poltics, Culture, and Society. (New York, 1992), hlm 523
[6] Ibid
[7] Donald A. Ritchie, op. Cit, hlm 333.
[8] Harold Underwood Faulkner, American Economic History (New York, 1938), hlm 351.
[9] Ibid.
[10] Howard Cincota, ed., Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, terj. Yusi A. Parancom (Jakarta, 2004), hlm 203.
[11] Louis M. Hacker and Benjamin B. Kederick, The Making of Modern America: Building the Railroad (New York, 1949), hlm 125.
[12] Ibid.
[13] Sebuah agen yang dibentuk untuk menyediakan tenaga kerja khususnya pekerja yang terampil yang berasal dari luar Amerika seperti dari Inggris, Belgia, Prancis, Swedia dan negara-negara Eropa lain untuk ditempatkan pada industri manufaktur, perusahaan perkeretaapiaan dan bidang pekerjaan lainnya dengan menggunakan sistem kontrak. Sistem kontrak ini dibentuk atas dukungan Kongres yang ditetapkan tahun 1864. Foster Rhea Dulles, Labor in America (New York, 1960), hlm 97.
[14] Harold Underwood, Op. Cit, hlm 479.
[15] Gary M. Walton and Hugh Rockoff, History of American Economy (New York, 1994), hlm 406 et seq.
[16] Ibid
[17] Howard Cincota, op. Cit. hlm 233-236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar