RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Identitas Mata Pelajaran
Nama
Sekolah :
SMA Merah Putih
Mata
Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester :
XI IPS/II
Alokasi
Waktu :
2 x 45 Menit
2. Standar Kompetensi 3 : Menganalisis sejarah dunia yang
mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari
abad
ke-18 sampai dengan abad ke-20
3. Kompetensi Dasar 3.2 :
Menganalisis pengaruh revolusi industri di
Eropa terhadap
perubahan sosial, ekonomi,
dan
politik di Indonesia
4. Indikator Pencapaian Proses :
·
Mendeskripsikan pengertian Revolusi Industri dan
latar belakang Revolusi Industri di Inggris pada abad 18
·
Menyebutkan penemuan baru di bidang teknologi
pada masa Revolusi Industri
·
Menjelaskan dampak serta akibat Revolusi
Industri di bidang ekonomi, sosial, politik
·
Menjelaskan
paham merkantilisme, kapitalisme, kolonialisme yang menyebar ke seluruh dunia
·
Menganalisis pengaruh Revolusi Industri di
Eropa terhadap perubahan dari segi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
5. Tujuan Pembelajaran :
·
Siswa akan dapat mendeskripsikan pengertian
Revolusi Industri dan latar belakang Revolusi Industri di Inggris pada abad
ke-18
·
Siswa akan dapat menyebutkan penemuan baru di
bidang teknologi pada masa Revolusi Industri
maksimal 3 dengan benar
·
Siswa akan dapat menjelaskan dampak serta
akibat Revolusi Industri di bidang
ekonomi, sosial, politik
·
Siswa akan dapat menjelaskan paham
merkantilisme, kapitalisme, kolonialisme yang menyebar ke seluruh dunia
·
Siswa akan dapat menganalisis pengaruh
Revolusi Industri di Eropa terhadap perubahan dari segi sosial, ekonomi, dan
politik di Indonesia
6. Materi Ajar :
Pengertian Revolusi Industri dan Latar Belakang Revolusi
Industri
Pengertian
revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat
dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan
bahwa revolusi industri telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam
menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara
manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca
revolusi industri pembuatan barang-barang menggunakan bantuan alat-alat mekanik
dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada awalnya hanya mengandalkan
kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca revolusi industri. Tenaga
manusianya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak dilakukan
oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin.
Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam
jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang
dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu
perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi berkaitan dengan terjadinya perubahan
yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola ekonomi industri.
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri
dimulai dari Britania
Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya
ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya
titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan
sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan
pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali
lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert
Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar
hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi
yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan
budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi
Industri. Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara
lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada
hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum
(menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang sederhana yang
memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (4) adanya
pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir
abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris
yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan
mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya
mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan
peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan
dibangunnya terusan, perbaikan
jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis
pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya
perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya
menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas
tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah
dengan Revolusi Industri II pada sekitar
tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan
perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian
di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan
perkembangan pembangkit
tenaga listrik
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya
Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16
dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya
pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The
Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy
of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam
negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya
akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri"
sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan
abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat
bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan
revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Pendapatan domestik bruto (PDB) per
kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan
memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.
Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan
pertumbuhan ekonomi kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa
paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi
hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.
Penemuan baru di bidang teknologi yang
dapat memudahkan cara kerja dan meningkatkan produksi, misalnya penemu alat
pemintal, mesin jahit, mesin cetak, dan mesin uap. Penemuan teknologi baru
berperan besar dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat
mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan
menghemat biaya. Beberapa penemuan penting yang mendukung kelahiran Revolusi
Industri, antara lain sebagai berikut.
a)
Alat
Pemintal
Alat pemintal benang (spining jenney) merupakan ciptaan James
Hargreaves pada tahun 1762. Alat itu digunakan untuk membuka
perusahaan pemintalan.
b)
Mesin
Tenun
Mesin tenun yang dapat bekarja otomatis merupakan ciptaan Richard Arkwrigt dan John Kay pada tahun 1768 kemudian
disempurnakan oleh Edmun Cartwright (1785).
Alat itu melipat gandakan hasil tenunan.
c)
Mesin Jahit
Mesin jahit merupakan ciptaan Issaac Merrit Singer dan Company (1815).
Pada tahun 1860 industri mesin jahit Singer sudah merajai dunia sehingga banyak
berdiri industri pakaian jadi. Mesin pemintal, mesin tenun, dan mesin jahit
merupakan satu kesatuan yang penting dalam industry tekstil. Oleh karena itu,
Inggris berkembang menjadi industri tekstil yang terkemuka.
d)
Mesin
Tulis
Mesin tulis merupakan ciptaan Christopher dari Amerika Serikat (1866)
yang kemudian mendirikan pabrik Remington. Industri itu berpengaruh
DAMPAK
BERKEMBANGNYA REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi
industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh Negara
Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada
akhirnya mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya
menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut.
1.
Perubahan sistem perekonomian
Berlangsungnya
revolusi industri, memicu pula terjadinya revolusi dalam sistem perekonomian.
Sebelum terjadinya revolusi industri, sebagian besar negara lebih banyak
menggantungkan perekonomian pada sektor pertanian. Perdagangan yang dilakukan
masih sangat terbatas dan dalam skala yang masih kecil. Industri-industri yang
berkembang di negara-negara Eropa umumnya masih bersifat industri rumahan yang
hanya menghasilkan barang dalam jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang
cukup lama. Daerah pemasaran pun masih terbatas dan barang yang dihasilkan
hanya didasarkan pada pemesanan saja. Kondisi tersebut berubah dengan cepat
setelah terjadinya revolusi industri.
Meskipun
modal yang harus disediakan cukup besar untuk penggunaan mesinmesin baru dan
pabrik-pabrik bila dibandingkan dengan alat-alat sederhana dari masa
sebelumnya, akan tetapi produksi barang secara besar-besaran akan memberikan
kemungkinan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan dan bahkan mampu meningkatkan
keuntungan. Berkembanglah industri-industri yang pada akhirnya menarik minat
sebagian besar penduduk untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik. Perpindahan
profesi tersebut terutama dilakukan oleh para petani penggarap yang tidak
memiliki tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan untuk
dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Sejalan
dengan revolusi industri, organisasi-organisasi perdagangan yang telah
terbentuk sebelumnya seperti EIC, VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan.
Pada awalnya perusahaan-perusahaan dagang tersebut merupakan persero dengan
tanggung jawab tidak terbatas. Revolusi industri memberikan pengaruh
terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang tersebut menjadi perusahaan dengan
modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab terbatas. Pada perkembangan
selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model Trust dan monopoli
perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam inilah yang pada akhirnya dapat
membangun usaha raksasa yang menjangkau daerah yang sangat luas di dunia,
sehingga membentuk jaringan seperti sistem gurita.
Pasca
revolusi industri menyebabkan Inggris muncul menjadi negara industry terkuat di
dunia. Hal ini kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya sehingga lahir apa
yang disebut dengan empat besar sebagai negara yang terkuat di dunia
dalam bidang ekonomi dan industri, bahkan di dunia politik. Negaranegara
tersebut adalah Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Munculnya
kekuatan semacam ini seakan-akan membentuk pola ekonomi yang memperlihatkan
hubungan pembagian kerja antara negara-negara industri kuat dengan negara di
bawahnya. Negara-negara industri tersebut menjadi daerah penghasil utama
barang-barang hasil industri, sedangkan negara lainnya menjadi daerah pemasaran
barang-barang hasil industri tersebut. Oleh karena itu, terjadi kesenjangan
perekonomian, sebab nilai perekonomian lebih banyak dikuasai oleh negara-negara
industri tersebut. Hal ini dapat terlihat dari table berikut:
2.
Perubahan sistem sosial kemasyarakatan
Pada
fase awal terjadinya revolusi industri timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan
masyarakat. Dibukanya industri-industri menimbulkan minat dari masyarakat untuk
mengalihkan mata pencahariannya dari bidang pertanian menjadi pekerja industri.
Kondisi ini memicu arus urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris, sehingga
rakyat dari pedesaan berbondong-bondong pindah ke perkotaan untuk menjadi
pekerja di sektor-sektor industri yang berada di perkotaan.
Tidak
semua para urban tersebut berhasil ditampung di industri-industri. Banyak di
antara mereka yang akhirnya menjadi pengangguran di perkotaan, sebab mereka
tidak mau kembali ke desa asalnya dan tetap bertahan di kota dengan harapan
suatu saat akan mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor industri tersebut.
Banyaknya para pengangguran di perkotaan memicu tingginya angka kriminalitas.
Hal ini disebabkan mereka tetap memerlukan biaya untuk menunjang kebutuhan
hidupnya, sementara kondisi mereka tidak memiliki penghasilan karena tidak
punya pekerjaan. Pada akhirnya mereka tidak segan-segan untuk berbuat kriminal
dengan cara mencuri, menodong, dan merampas untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sementara itu, bagi mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan di sektorsektor
industri, kehidupannya tidak menjadi lebih baik. Kaum kapitalis seringkali
menekan para pekerjanya dengan beban kerja yang tinggi demi tercapainya hasil
produksi yang tinggi yang akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak. Hal
ini tidak diimbangi dengan pemenuhan hak-hak pekerja yang memadai, upah yang
sangat rendah, serta tidak diberikannya jaminan kesehatan, perumahan,
pendidikan dan kesejahteraan keluarga para buruh. Pada akhirnya, hal ini akan
mendorong terciptanya perkampungan-perkampungan kumuh di perkotaan yang
disebabkan ketidakmampuan para buruh untuk membangun rumah tinggal yang lebih
layak.
Kondisi
seperti ini juga memicu hadirnya pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak.
Upah minim yang diterima oleh para buruh menyebabkan mereka harus mencari
penghasilan tambahan guna menutupi biaya hidup. Oleh karena itu, wanita dan
anak-anak yang di bawah umur pun turut terjun dalam dunia industri tersebut.
Hal ini menimbulkan permasalahan-permasalahan manakala tidak dipenuhinya
hak-hak mereka, terutama hak-hak dalam kondisi-kondisi khusus seperti hak bagi
wanita hamil ataupun pembedaan waktu kerja bagi pekerja anak-anak.
Akibat Revolusi
Industri
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara
industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti
halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih
luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri
maupun di negara-negara lain.
Akibat di
bidang ekonomi
- Barang melimpah dan harga murah
Revolusi Industri telah menimbulkan usaha industri dan
pabrik secara besar-besaran dengan proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam
waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produk barang
menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih
luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang
banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
- Perusahaan Kecil Gulung Tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi
relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini
membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak
mampu bersaing.
- Perdagangan makin Berkembang
Berkat peralatan perhubungan yang modern, cepat dan
murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan
perdagangan internasional makin berkembang pesat.
- Transportasi makin Lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi
makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin
meningkat.
Akibat di
bidang sosial
- Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota-kota
dan pusat-pusat keramaian yang baru. Oleh karena kota dengan kegiatan
industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani
desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan
terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
- Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota
industri maka jumlah tenaga makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak
yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah.
Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah.
Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang
upahnya lebih murah.
- Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok
pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau
pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan
pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang
hidup dalam kemiskinan.
- Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah dan
satu pihak, sedangkan di pihak lain adanya golongan buruh yang hidup menderita,
menimbulkan kesenjangan antara majikan dan buruh. Kondisi seperti ini, sering
menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk
menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi
kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
- Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan
oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial
ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang
miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
·
Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan
Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan
dalam parlemen.
·
Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut
undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu,
undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja kanak-kanak dan
wanita di daerah tambang di bawah tanah.
·
Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau
Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan
dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
·
Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa
solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat
karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya,
makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
Akibat di
bidang politik
- Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum
pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka.
Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis.
Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh yang
paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya
Das Kapital.
- Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus
menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di
parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Labour
Party (Partai
Buruh). Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha
mengabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
- Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang
kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan
industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu
perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan
mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang
murah. Dalam hal ini Inggris-lah yang menjadi pelopornya.
Lahirnya
paham-paham baru
Berkembangnya
revolusi industri mendorong lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai berikut:
a. Merkantilisme
Istilah Merkantilisme diambil dari kata ”Mercari” yang artinya
berjual beli. Merkantilisme adalah sebuah sistem ekonomi di mana negara
memiliki wewenang yang besar, atau disebut juga sebagai sistem ekonomi
proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar negeri. Ideologi ini
sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang menjadi politik
ekonomi di negara-negara Eropa Barat. Tujuan dari merkantilisme adalah untuk
melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara
yang ada di masing-masing negara.
Negara atau pemerintah memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya
untuk membiayai negara; negara atau pemerintah merupakan satu-satunya penguasa
ekonomi. Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya Negara adalah dengan
penumpukan kekayaan yang berupa logam mulia yaitu emas dan perak. Negara yang
banyak memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar merupakan negeri
yang kaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatannya sehingga
dapat memperkuat armada perangnya.
Demikian pula negara yang kaya, akan mengalami kemajuan dalam
perdagangan dan usaha produksi lainnya. Hasil produksi ekspor ditingkatkan,
sebaliknya barang impor dibatasi dan dikenakan biaya yang tinggi. Daerah
jajahan dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan
dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk, atau daerah jajahan juga
dijadikan sebagai daerah pemasaran setelah bahan mentahnya diambil.
Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas dan di Amerika
mereka melarang penduduk koloni mengimpor barang-barang kecuali dari Inggris.
Di Inggris, politik merkantilisme diberlakukan pada masa Raja Henry VIII dan
di Prancis pada masa Perdana Menteri Colbert.
b. Kapitalisme
Kapitalisme
adalah paham yang berpendapat bahwa untuk meningkatkan perekonomian, perlu
dibangun sektor-sektor industri yang ditunjang dengan modal yang besar.
Penguasaan sektor industri tersebut perlu juga didukung dengan ketersediaan
sumber bahan baku dan daerah pemasaran yang luas. Aliran ini berkembang setelah
terjadinya revolusi industri dan mencapai puncaknya pada abad ke-19. Para
kapitalis ini pada akhirnya mendorong perkembangan ekonomi nasional, sehingga
dengan cepat Eropa mencapai taraf perekonomian yang sangat tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Ketika bangsabangsa lainnya
sedang berada dalam cengkeraman kolonialisme, Eropa pada saat yang sama sedang
menikmati kemakmuran yang dihasilkan oleh industrialisasi.
Selain
itu, dalam sistem perekonomian, lahirnya golongan kapitalis ini telah mendorong
semakin berkembangnya aliran ekonomi liberal. Para kapitalis menuntut agar
pemerintah tidak ikut campur tangan terlalu besar dalam kehidupan perekonomian.
Perekonomian sepenuhnya diserahkan pada pasar, sehingga akan menggantungkan
pada sistem penawaran dan permintaan. Dengan demikian, perekonomian akan dikendalikan
oleh golongan-golongan kapitalis tersebut.
c. Kolonialisme
Sejarah
perkembangan kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar
ke india pada tahun 1498. Di awali dengan pencarian jalan ke Timur untuk
mencari sumber rempah-rempah perlombaan mencari tanah jajahan dimulai. Kuasa
Barat Portugis dan Spanyol kemudian diikuti Inggris dan Belanda berlomba-lomba
mencari daerah penghasil rempah-rempah dan berusaha mengusainya. Penguasaan
wilayah yang awalnya untuk kepentingan ekonomi akhirnya beralih menjadi
penguasaan atau penjajahan politik yaitu campur tangan untuk menyelesaikan
pertikaian, perang saudara, dan sebagainya. Ini karena kuasa kolonial tersebut
ingin menjaga kepentingan perdagangan mereka daripada pergolakan politik lokal yang
bisa mengganggu kelancaran perdagangan mereka.
Kolonialisme
berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme Eropa dibagi
dalam tiga peringkat. Pertama dari abad 15 hingga Revolusi industry (1763) yang
memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis. Kedua,
setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an hingga
tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak pertikaian
kuasa-kuasa imperialis
Pengaruh
Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan di Inggris
khususnya membawa dampak di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang
sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang
untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan
gerakan sosialis yang menjadi lawan dari Kapitalis. Bahkan, kaum buruh akhirnya
bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi,
perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan
regional dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri
melahirkan imperialisme modern.
Perubahan di
bidang politik
Sejak VOC dibubarkan
pada tahun 1799, Indonesia diserahkan
kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya
kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak berarti
dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para
penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi
penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri
terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi
karena Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari
Kemaharajaan Prancis di bawah pimpinan Napoleon
Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat memperluas
daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.
1. Hindia Belanda
di bawah Daendels (1808–1811)
Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah
jajahan, di Negeri Belanda ada dua golongan yang mengusulkannya.
- Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk mempertahankan sistem politik dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.
- Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem pemerintahan langsung dan menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang dilakukan oleh VOC agar digantikan dengan sistem penyerahan pajak.
Di satu pihak pemerintah condong kepada
pemikiran kaum Konservatif karena kebijaksanaannya akan mendatangkan keuntungan
yang cepat dan mudah dilaksanakan. Di pihak lain, pemerintah juga ingin
menjalankan pembaharuan yang dikemukakan oleh kaum Liberal. Gagasan pembaharuan
pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan Daendels. Sebagai gubernur jenderal pemerintahan
Belanda di Indonesia, Daendels banyak
melakukan langkah-langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan
perombakan pemerintahan secara radikal, yakni meletakkan dasar-dasar
pemerintahan menurut sistem Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:
- Pemerintahan kolonial di pusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.
- Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefectur. Hal ini untuk mempermudah administrasi pemerintahan.
- Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.
- Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan (contingenten) dan kerja paksa.
- Kasultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut pemerintah gubernemen.
- Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.
Pada awal pemerintahannya, Daendels
menentang sistem kerja paksa dan merombak sistem feodal. Akan tetapi, tugas
untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris menyebabkan Daendels
terpaksa harus mengadakan penyerahan kerja paksa secara besar-besaran (dengan
menggunakan pengaruh penguasa pribumi) untuk membangun jalanjalan dan
benteng-benteng pertahanan. Demikian juga karena kas negara kosong menyebabkan
juga ditempuh cara-cara lama untuk mengisi kas negara. Dengan demikian,
kehidupan rakyat pribumi tetap menderita. Ketika akhirnya Inggris menyerbu
Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu
menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerah. Dengan demikian, Indonesia
berada di bawah kekuasaan Inggris.
1. Masa
pemerintahan Raffles (1811–1816)
Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan
Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari jajahannya di India.
Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di
Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan
gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh suatu
badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur
pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang
beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahanperubahan dalam
pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga dilakukan
perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang
didasarkan kepada dasardasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal.
Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang pemerintahan dan ekonomi
adalah sebagai berikut.
- Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala Barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.
- Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang menjalankan tugas atas perintah dari atasannya.
- Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan.
- Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan. Oleh karena itu, Raffles menganggap para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah.
Oleh karena itu, para petani mempunyai kewajiban membayar
sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan
sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sistem sewa
tanah smacam itu oleh pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan
kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga
diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali
kepada Belanda.
Perubahan di
Bidang Sosial Ekonomi
Sejak awal abad ke-19, pemerintah
Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan baik di
Negeri Belanda sendiri (pemberontakan rakyat Belgia), maupun di Indonesia
(terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung
hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya
kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di
Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi
kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk
melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada
peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuka itu, yang perlu dilakukan ialah
mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang
hasilhasilnya. dapat laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa.
Setelah tiba di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai
berikut.
- Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
- Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
- Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch
itulah yang kemudian dikenal dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur
stelsel. Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya
merupakan gabungan dari sistem tanam wajib ( VOC ) dan sistem pajak tanah
(Raffles ). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan
pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.
Akibat Tanam
Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
1) Sawah ladang
menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga
penghasilan menurun drastis.
2) Beban rakyat
semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya,
membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal
panen.
3) Akibat
bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
4) Timbulnya
bahaya kemiskinan yang makin berat.
5) Timbulnya
bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian
meningkat drastis.
Bahaya
kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon
(1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah
penduduk menurun drastis. Penyakit busung lapar (hongorudim) juga berkembang di
mana-mana.
Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda
Apabila sistem
tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi
bangsa Belanda berdampak sebagai berikut.
1) Mendatangkan
keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
2)
Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.
3) Penerimaan
pendapatan melebihi anggaran belanja.
4) Kas Negeri
Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.
5) Berhasil
membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangandunia.
6) Perdagangan
berkembang pesat.
Sistem tanam
paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khusunya Jawa,
menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti golongan pengusaha, Baron Van
Hoevel, dan Edward Douwes Dekker. Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah
Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan sistem tanam paksa. Sesudah tahun
1850, kaum Liberal memperoleh kemenangan politik di Negeri Belanda. Mereka juga
ingin menerapkan asas-asas liberalisme di tanah jajahan. Dalam hal ini kaum
Liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut campur tangan dalam
masalah ekonomi, tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada orang-orang swasta,
dan agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus diberi kebebasan
berusaha. Sesuai dengan tuntutan kaum Liberal maka pemerintah kolonial segera
memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka
dalam berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-pekebunan di Jawa dan di
luar Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta
Barat. Oleh karena itu masa ini sering disebut zaman Liberal. Selama masa ini
kaum swasta Barat membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula dan
kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal
(1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat mengalami kemajuan pesat dan
mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha. Kekayaan alam Indonesia
mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk pribumi, khususnya di
Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan kemunduran tingkat kesejahteraan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut.
1) Adanya
pertumbuhan penduduk yang meningkat pada bad ke-19, sementara itu jumlah
produksi pertanian menurun.
2) Adanya
sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan dan
penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi penduduk.
3) Dalam
mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda mengerahkan
beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa harus
menanggung beban keuangan.
4) Adanya
sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis
perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan- perusahaan mengadakan
penghematan, seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik
maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang
ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal
memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan
untuk memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran
Mr. C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids
(Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga
dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal
dengan nama Trilogi van Deventer.
Nilai Karakter Siswa
·
Kerja
Keras: Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
sebagai contoh: Dalam usaha James Watt mampu membuka era baru abad lalu lintas
cepat dan industri besar karena berhasil menemukan mesin uap. Jadi siswa harus
kerja keras terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai titik
keberhasilan seseorang.
·
Kreatif:
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki. Contoh: Mesin jahit merupakan ciptaan Issaac
Merrit Singer dan Company merupakan satu kesatuan yang penting dalam industri
tekstil sehingga banyak berdiri industri pakaian jadi. Sehingga siswa dipicu
untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide berpikirnya secara kreatif serta
mengahrgai hasil karya orang lain.
7. Metode Pembelajaran :
Menggunakan
Metode Ceramah dengan powerpoint, Tanya Jawab
8. Media Pembelajaran:
·
Peta Dunia dan Peta Benua Eropa
·
Film tentang Revolusi Industri berjudul
Oliver Twist, diputar selama 30 menit
·
LCD dan Laptop
·
White board dan alat tulis
·
Gambar penemuan-penemuan mesin di masa
Revolusi Industri beserta tokoh-tokohnya
9. Kegiatan Pembelajaran
a.
Pendahuluan
·
Salam pembuka dilanjutkan dengan do’a sebagai
implementasi dari refleksi religius
·
Tanya jawab tentang maraknya pembangunan
pabrik-pabrik, industri-industri, serta para buruh yang ada di zaman sekarang
(sebagai pemancing rasa ingin tahu siswa terhadap materi Revolusi Industri)
·
Penyampaian tujuan pembelajaran
b.
Inti
·
Siswa diminta menunjukkan letak negara
Inggris melalui peta benua Eropa
·
Guru mengajak Siswa untuk mengamati gambar
penemuan mesin uap, mesin tenun, dan tokoh penemu serta peta konsep Revolusi
Industri untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa (eksplorasi)
·
Siswa menyaksikan cuplikan film Oliver Twist
selama 30 menit
·
Siswa menyampaikan isi film dan hubungannya
dengan materi yang telah ditonton
c. Penutup
·
Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi
pembelajaran
·
Siswa menarik kesimpulan dari materi Revolusi
Industri dan diminta menghubungkan dengan era industri yang ada di zaman
sekarang
·
Menutup pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam
10. Penilaian Hasil Belajar
Berilah
tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang
paling tepat!
1.
Kemajuan
dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat lahirnya revolusi
industri. Akibat di bidang sosial bagi bangsa Inggris adalah ….
a. tanah pertanian menjadi tanah
industri
b. mendorong perkembangan industry
modern
c. lahirnya undang-undang perburuhan
d. pemerasan tenaga kerja dan
memperbanyak pengangguran
e. masalah sosial harus cepat
diatasi
2.
Tujuan
sistem ekonomi merkantilisme adalah …
a. melindungi perdagangan luar
negeri
b. mencari daerah untuk pemerasan
hasil produksi
c. meningkatkan ekspor emas dan
perak
d. menambah sebanyak mungkin logam
mulia
e. melaksanakan monopoli perdagangan
3.
Tokoh
yang sangat terkenal dengan temuannya yang semakin mengembangkan revolusi
industri kemudian dianggap sebagai bapak Revolusi Industri adalah ….
a. Thomas Alfa Edison
b. James Watt
c. Antony Fokker
d. Alessandro Volta
e. Robert Fulton
4. Peristiwa yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
Eropa dan dunia adalah Revolusi Industri, yang pada hakekatnya merupakan …
a. usaha memanfaatkan semua sumber daya alam untuk
kehidupan
b. temuan berbagai alat ( iptek ) yang mempercepat proses
industrialisasi
c. teknik pembuatan barang dari industri rumah tangga ke sistem pabrik
d. sebuah strategi dalam pengembangan industri umum
e. perubahan sistem pemerintahan menuju ke sistem demokrasi
5.
Berikut
ini yang tidak termasuk dampak
pelaksanaan politik merkantilisme bagi negara-negara Eropa adalah …
a. mengurangi persediaan logam mulia
b. meningkatkan perdagangan luar
negeri
c. pemerintahan mengawasi
perkembangan ekonomi dan turut campur di dalamnya
d. meningkatkan kegiatan industri
e. mendukung pertambahan penduduk
untuk memenuhi tenaga kerja
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini dengan singkat dan tepat!
1.
Jelaskan
yang dimaksud dengan kolonialisme dan Imperialisme?
2.
Jelaskan
akibat-akibat imperialisme dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya!
3.
Jelaskan hubungan merkantilisme, Revolusi
industri dan kapitalisme dengan perkembangan kolonialisme barat di Indonesia !
4.
Bagaimana kebijakan pemerintah kolonial di
Indonesia abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ?
5.
Jelaskan perluasan aktivitas ekonomi
pemerintah kolonial dan perusahaan swasta asing?
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. D
2. D
3. B
4. B
5. E
Essay
1. Istilah Merkantilisme
diambil dari kata ”Mercari” yang artinya berjual beli. Merkantilisme adalah
sebuah sistem ekonomi di mana negara memiliki wewenang yang besar, atau disebut
juga sebagai sistem ekonomi proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar
negeri. Ideologi ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18
berkembang menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat. Tujuan dari
merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan
melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara. Kata
“Imperialisme” berasal dari kata “Imperator” yang artinya memerintah. Ada juga
kata lain yang masih berhubungan dengan kata “Imperialisme” yakni “Imperium”
yang dapat diartikan sebagai sebuah kerajaan besar dengan memiliki daerah
jajahan yang amat luas. Pada
awalnya imperialisme dikembangkan dengan semangat penaklukan dan kejayaan,
bahkan semangat untuk menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi industri,
paradigma imperialisme berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu
pada industrialisasi. Daerah-daerah jajahan diperlukan sebagai tempat bagi
tersedianya sumber bahan baku yang diperlukan oleh industri. Setelah itu daerah
jajahan dijadikan pula sebagai tempat memasarkan hasil-hasil industrinya.
2. Akibat
politik
·
Terciptanya tanah-tanah jajahan
·
Politik pemerasan
·
Berkorbarnya perang kolonial
·
Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
Akibat Ekonomis
·
Negara imperialis merupakan pusat kekayaan,
negara jajahan lembah kemiskinan
·
Industri si imperialis menjadi besar,
perniagaan bangsa jajahan lenyap
·
Perdagangan dunia meluas
·
Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
·
Kapital surplus dan penanamna modal di tanah
jajahan
·
Si imperialis hidup mewah sementara yang
dijajah serba kekurangan
·
Si imperialis maju, yang dijajah mundur
·
Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah,
rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
·
Segala hak ada pada si imperialis, orang yang
dijajah tidak memiliki hak apa-apa
·
Munculnya gerakan Eropa-isasi.
3. Dengan
adanya kebijakan Merkantilisme maka Negara-negara merdeka di Eropa melakukan
kegiatan perdagangan untuk mencari dan menemukan wilayah baru penghasil
rempah-rempah. Apalagi setelah adanya Revolusi industri dimana industri di
Negara-negara Eropa berkembang pesat, maka Negara-negara ini membutuhkan
daerah-daerah untuk memasok bahan mentah dan pemasaran hasil industri. Revolusi
industri menimbulkan adanya kapitalisme, dikarenakan masa ini banyak
bermunculan para pemilik modal menguasai peralatan-peralatan industri. Dari
adanya merkantilisme, Revolusi industri dan kapitalisme, maka berkembanglah
kolonialisme di dunia termasuk Indonesia, kolonialisme di Indonesia bertujuan
untuk menguasai sumber daya alam dan menjadikan Indonesia sebagai tempat
pemasaran industri.
4. Kebijakan
pemerintah kolonial di Indonesia abad ke-19 sampai awal abad ke-20 yaitu dengan
kebijakan menyewakan tanah kepada pengusaha-pengusaha Eropa yang dilakukan oleh
Van Der Capellen yang bertujuan membayar utang-utang Belanda yang cukup besar setelah
perang dan setelah pemerintah Belanda di bawah Gubernur Jenderal Van der Bosch
mengambil kebijakan tanam paksa yaitu dengan membebaskan 1/5 tanah setiap desa
untuk ditanami tanaman ekspor, dan hasilnya akn diserahkan kepada pemerintah
kolonial Belanda. Dari sini pemerintah kolonial mendapat keuntungan yang sangat
besar.
5. Dengan
menggunakan kebijakan bermotif ekonomi yang pertama kali diterapkan yaitu tanam
paksa. Dengan tanam paksa Belanda mulai melakukan eksploitasi kekayaan alam
Indonesia untuk menutup utang-utang yang dinulikinya. Pada 1870 Belanda
menerapkan kebijakan ekonomi pintu terbuka. Dengan adanya kebijakan ini,
dimulailah era komersialisasi, moneterisasi, dan industrialisasi. Belanda
membri kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan-perusahaan swasta asing
umtuk masuk ke Indonesia, melakukan perdangangan, dan menanamkan modalnya di
Indonesia. Politik pintu terbuka didorong dengan bukanya Terusan Suez pada tahun
1869. Pembukaan Terusan Suez ini semakin memudahkan lalu lintas perdagangan Internasional.
11. Sumber Belajar
Drs. Suparman, dkk. Sejarah Nasional dan Umum Untuk SMA
Kelas XI Program IPS. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003.
Mengetahui, Jakarta, Mei 2013
Kepala Sekolah Merah Putih Guru
Mata Pelajaran
Aryando Pradana,S.Pd Reni Wulandari
blognya sangat bagus kak
BalasHapusEMI